Suara.com - Untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam menghadapi kompetisi global, saat ini pemerintah tengah berupaya terus untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur yang salah satunya bergantung pada dukungan ketersediaan material dan peralatan konstruksi (MPK) yang harus semakin berkualitas, efektif, efisien, dan tepat waktu.
Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong penggunaan teknologi beton pra cetak (precast) yang kualitas keunggulannya lebih terstandarisasi dan aman untuk digunakan. Di samping itu, teknologi precast juga memiliki beberapa keunggulan utama, yaitu lebih terjamin kecepatan dan kontinuitasnya proses produksi beton. Sebagian besar bahan baku produk telah banyak tersedia di dalam negeri, sehingga harga produk semakin kompetitif.
Dalam penerapannya, Kementerian PUPR telah menggunakan teknologi precast di berbagai infrastruktur yang dibangun, diantaranya dalam membangun jaringan irigasi primer dan sekunder, Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), rumah susun, rekonstruksi sekolah sementara pasca bencana, serta pembangunan jalan dan jembatan.
Dalam kunjungan kerjanya ke Padang, Sumatera Barat, minggu lalu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyempatkan diri berkunjung ke PT. Kunango Jantan (PT. KJ), perusahaan lokal asal Sumatera Barat (Sumbar) yang membuat komponen bangunan seperti beton pra cetak, struktur baja, tiang besi, cinder block dan blok beton, serta pipa galvanis. Dalam kunjungan tersebut, Menteri Basuki didampingi Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno disambut oleh Direktur Utama PT. KJ Asril dan diajak berkeliling melihat aktivitas produksi.
Menteri Basuki menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan putra daerah Sumbar memasok material konstruksi bermutu dan bisa memperkerjakan hingga 1.000 karyawan lebih.
"Saya kira ini merupakan usaha padat karya dan padat modal yang sangat baik, dimana momentumnya tepat dan sejalan dengan langkah pemerintah yang sedang giat fokus membangun infrastruktur, sehingga produk yang dihasilkan disambut baik oleh pasar konstruksi. Tentunya sangat menggerakkan ekonomi, khususnya di Sumbar," kata Menteri Basuki.
Turut mendampingi Menteri Basuki, yakni Dirjen Sumber Daya Air-Imam Santoso, Sekretaris Ditjen Sumber Daya Air (SDA)-Lollly Martina, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah III-Syaiful Anwar, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V-Maryadi Utama, dan Kepala Biro Komunikasi Publik-Endra S. Atmawidjaja, serta Direktur Utama PT. Adhi Karya-Budi Harto, dan Direktur Utama PT. Jasa Marga-Desi Arryani.
Ditambahkan Menteri Basuki, usaha seperti ini termasuk sedikit di Sumbar, yang mana jumlahnya tidak lebih dari lima perusahaan. Perusahaan ini juga masuk dalam lima pembayar pajak terbesar di Sumbar.
Sementara itu, Kepala BPJN Wilayah III, Syaiful Anwar mengungkapkan, Kementerian PUPR dalam pembangunan jalan Padang by pass juga telah menggunakan produk PT. KJ, antara lain lampu jalan, semua beton precast termasuk untuk U-Ditch, yaitu saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U dan bisa diberi tutup.
Menurutnya, perkembangan industri pra cetak banyak dipengaruhi oleh biaya angkutan.
"Dengan produk lokal, kita bisa menekan biaya untuk beton precast dengan kualitas yang bagus dan sesuai spesifikasi. Dalam hal ini, PT. KJ selaku industri lokal bisa memenuhi kebutuhan kami," tutur Syaiful.
Untuk diketahui, PT. KJ Group berdiri sejak 1993 dan bergerak di bidang manufacture dan trading. Saat ini memiliki lima divisi, yakni PT Kunango Jantan Beton, PT Kunango Jantan Steel, PT Tiga Pilar Sakato, PT Kunango jantan Concrete, dan Workshop PT Kunango Jantan. Perusahaan yang berlokasi di Jalan By-Pass Km.25, Kanagarian Kasang, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman ini memiliki luas 19 hektare dengan omset mencapai miliaran rupiah.
Menurut Dirut Asril, saat ini PT. KJ sudah melakukan kerja sama dengan beberapa BUMN, seperti PT. Semen Padang, PT. PLN, PT. Telkom, PT. Waskita Karya, dan PT. Adhi Karya.
Perkembangan Industri Pra Cetak
Permintaan (demand) beton pra cetak nasional, saat ini, juga telah meningkat pesat melebihi kapasitas pasokan, sehingga sudah saatnya kapasitas industri beton pra cetak ditingkatkan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, kapitalisasi Industri beton pra cetak 2014 sekitar 16,61 persen dari total pekerjaan beton nasional. Porsi ini akan terus didorong hingga mencapai 30 persen pada 2019.
Namun di tengah meningkatnya permintaan pasar, geliat industri beton pra cetak masih terkendala sejumlah masalah, di antaranya, sedikitnya produksi semen tipe-1 (ordinary cement) dan belum banyak produsen baja strand (post tension) dalam negeri sebagai bahan baku untuk mendukung instalasi beton pra cetak.
Dari sisi produksi, kapasitas produksi beton pra cetak saat ini masih sangat terbatas, ditambah dengan faktor biaya logistik transportasi yang menjadikan biaya mahal.
Berdasarkan data Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) 2016, total kapasitas produksi dari 56 pabrik beton pra cetak di seluruh Indonesia mencapai 25,4 juta ton per tahun atau rata-rata produksi satu pabrik 454.499 ton per tahun. Sementara kebutuhan terus meningkat lima kali lipat di atas kemampuan produksi industri beton pra cetak.
(** artikel ini merupakan kerja sama Kementerian PUPR dan Suara.com)