Suara.com - Ribuan akademisi, termasuk guru besar, profesor, maupun tokoh bangsa, yang berkumpul di Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang, Jawa Timur, gempar, bertepuk tangan usai mendengarkan pidato seorang gadis berusia 19 tahun yang baru lulus dari SMA.
”Gadis ingusan” yang mampu membuat para akademisi itu bertepuk salut itu bernama Asa Firda Inayah atau bekalangan beken disebut Alfi. Ia baru lulusa dari SMA Negeri 1 Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebelum memberikan orasi yang menggetarkan peserta Sarasehan Kebangkitan Nasional di Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang, Jawa Timur, Sabtu (20/5/2017), ia lebih dulu menggemparkan jagat media sosial.
Baca Juga: Istana Bantah Lindungi Novanto dari Kasus E-KTP
Itu setelah Alfi menulis dan mengunggah artikel berjudul ”Warisan” ke Facebook, 15 Mei 2017. Tak disangka, tulisannya yang bermuatan pesan toleransi antarumat beragama itu viral.
Warganet semakin kesengsem terhadap Alfi, setelah akun miliknya ditangguhkan Facebook karena dilaporkan orang-orang yang tak menyukai pesan-pesan toleransi dalam tulisannya.
Alfi, dalam sarasehan tersebut, hanya diberi waktu 15 menit untuk memberikan orasi kebangsaan. Ketika namanya dipanggil, Alfi yang duduk sejajar bersama tokoh Akbar Tanjung, Ali Maschan Moesa, dan Bambang Budiono, segera naik ke podium.
Berikut petikan orasi Alfi yang menghebohkan tersebut:
Saya mencintai NKRI, saya bukan siapa-siapa. Saya adalah murid SMAN 1 Gambiran, Banyuwangi, yang baru bulan ini lulus. Ayah saya seorang pedagang kaki lima, saya menulis karena prihatin.
Baca Juga: Polisi Usut Penyebar Foto Lelaki Telanjang di Pesta Gay Atlantis
Indonesia yang sangat beragam ini dituntut memiliki toleransi yang sangat tinggi atas keragaman tersebut. Namun, realitasnya, Indonesia sangat mudah dipicu isu SARA agar tercerai-berai.