Bayaran Penari Telanjang Pesta Gay Kelapa Gading Cuma Segini

Senin, 22 Mei 2017 | 19:03 WIB
Bayaran Penari Telanjang Pesta Gay Kelapa Gading Cuma Segini
Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Dwiyono rilis kasus pesta gay di Kelapa Gading [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Empat penari telanjang ditetapkan menjadi tersangka kasus pesta gay di pusat kebugaran ruma toko Kokan Permata, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Minggu (21/5/2017) malam.

Kepolisian Resor Jakarta Barat Dwiyono mengatakan empat penari yang dijadikan tersangka ada yang sudah senior, ada juga yang masih yunior. Tarif mereka pun beda-beda tergantung jam terbang.

"Itu mereka ada senior sama junior penari striptis. Tarifnya berbeda senior tarif Rp1,2 juta dan junior itu yang masih baru jadi penari striptis antara Rp900 ribu sampai Rp800 ribu," ujar Dwiyono dalam konferensi pers, Senin (22/5/2017).

Dalam penggerebekan, kemarin malam, polisi mengamankan 141 orang. Dari jumlah tersebut, 10 orang di antaranya ditetapkan menjadi tersangka. Mereka terdiri dari empat pengelola, empat penari striptis, dan dua pengunjung yang ikut menari telanjang saat ditangkap.

Dwiyono mengatakan tempat tersebut biasanya ramai pengunjung tiap akhir pekan.

"Utamanya hari Minggu cukup ramai dan mereka mengadakan event pertunjukan striptis," kata Dwiyono.

Pengunjung yang datang untuk ikut menikmati acara bertema The Wild One hanya membayar Rp185 ribu.

"Itu acara tamu yang datang bayar masuk sekitar Rp185 ribu. Itu mereka dipersiapkan kondom sekaligus juga pelicin dan handuk," ujar Dwiyono.

Dwiyono mengatakan acara pesta komunitas gay tersebut berlangsung sangat tertutup. Acara ini, katanya, juga mendapatkan pengamanan ketat, tidak semua orang bisa gabung.

"Mereka kalau masuk yang tidak dikenal harus tinggalkan KTPnya. Mereka kebanyakan ini member ya. Tertutup sekali aktivitasnya. Nggak sembarangan," ujar Dwiyono.

Pengunjung acara yang diamankan, kata dia, raata-rata berusia 25 sampai 35 tahun.

"Belum ditemukan di bawah umur," ujar Dwiyono.

Prostitusi gay di salah satu ruko tersebut memakai tempat gym. Diyakini sudah beroperasi sejak lama.

"Hasil interogasi (pengelola berinisial CD), kegiatan ini sudah tiga tahun lalu. Tapi mulai digunakan kegiatan ini setahun lebih (pesta gay). Sabtu - Minggu cukup ramai. Tiap Minggu adakan event pertunjukan striptis," ujar Dwiyono.

Dwiyono mengatakan tempat tersebut menggunakan izin usaha gym.

"Ini Izin dari tempat itu adalah untuk fitness, namun tidak ada plang berkaitan dengan fitness atau lainnya. Cuma ada nama kecil PT. Altlantis Jaya. Tapi di dalam di lantai satu di situ memang ada gym, tapi kosong," katanya.

Ruko Atlantis Jaya terdiri dari empat yang berukuran masing masing sekitar 8 x 10 meter persegi.

"Untuk di lantai satu itu, fasilitas fitness untuk mengelabui kepada petugas yang melakukan pengecekan tempat," kata Dwiyono.

Lantai dua untuk kegiatan sauna dan dipakai buat tamu acara pesta.

"Itu bertemunya para homo dan juga sebagai tempat arena striptease homoseks di depan pengunjung," ujar Dwiyono.

Lantai tiga merupakan dark room. Di lantai ini terdiri dari 16 kamar untuk aktivitas seks. Di sana juga ada kolam renang pribadi.

"Kami cek itu di lantai tiga gelap. Tapi ada kamar-kamar yang dipakai untuk pesta seks. Kami temukan ada bekas - bekas kondom. Lantai empat ruang VVIP Yacuzi, tempat kolam pribadi para sepasang homosex," ujar Dwiyono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI