Suara.com - Iran menilai Amerika Serikat “memeras” Arab Saudi sebesar USD480 miliar atau setara Rp6,3 triliun.
Penilaian itu diutarakan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, melalui akun resmi Twitter miliknya, terhadap kesepakatan pembelian senjata oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dengan Presiden Donald Trump.
Dalam pertemuan di Riyadh, Minggu (21/5/2017), Raja Salman dan Presiden Trump juga sama-sama menuding Iran sebagai penyebar terorisme di seluruh dunia.
"Iran yang baru menyelesaikan pemilihan presiden diserang @POTUS (akun Twitter Donald Trump) di benteng demokrasi dan modernisasi. Apakah itu kebijakan luar negeri atau pemerasan USD480 miliar tehradap Kerajaan Arab Saudi?” tulis Javad Zarif., seperti dilansir Agence France-Presse (AFP), Senin (22/5).
Baca Juga: Hizbullah: AS Dipimpin Orang Cacat Mental dan Gila!
Sebelumnya diberitakan, Raja Salman sepihak menuding Iran sebagai penyebar paham terorisme secara internasional. Namun, Raja Salman tidak bisa menunjukkan bukti-bukti untuk menguatkan tudingan tersebut.
Pernyataan provokatif itu, dilontarkan Raja Salman di saat menerima kunjung Presiden Trump di Riyadh, Minggu kemarin.
"Rezim Iran sebenarnya sudah sejak lama menjadi pemimpin terorisme berskala global. Yakni sejak revolusi (Ayatollah Rohullah) Khomenini tahun 1979,” tudingnya.
Salman menepis tuduhan Arab Saudi sebagai pusat ajaran Wahabi yang dinilai sebagai akar terorisme dan penyimpangan doktrin Islam.
“Kami, Arab Saudi, tidak tahu menahu mengenai terorisme hingga ada revolusi Khomeini itu,” tukasnya.
Baca Juga: Rizieq ke Arab Pakai Visa Umrah, Sampai Kapan Habisnya?
Setelah Raja Salman, Trump yang juga berpidato turut menyerukan agar negara-negara Muslim menerapkan politik isolasi terhadap Iran.