Jokowi: Umat Islam Adalah Korban Terbanyak Dari Radikalisme

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 22 Mei 2017 | 06:21 WIB
Jokowi: Umat Islam Adalah Korban Terbanyak Dari Radikalisme
Presiden Jokowi meresmikan PLBN Terpadu Skouw di Jayapura, Papua. [Foto Kris - Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indonesia menyarankan pendekatan agama dan budaya di dalam mengatasi terorisme.  Selama ini, sejarah telah membuktikan bahwa senjata dan kekuatan militer saja tidak akan mampu mengatasi terorisme.

"Untuk program deradikalisasi, misalnya, otoritas Indonesia melibatkan masyarakat, keluarga, termasuk keluarga mantan narapidana terorisme yang sudah sadar, dan organisasi masyarakat," kata Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu ketika berbicara di Arab Islamic America Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika di Conference Hall King Abdulaziz Convention Center, Riyadh Arab Saudi, Minggu (21/5/2017).

Menurut Presiden, pemikiran yang keliru hanya dapat diubah dengan cara berpikir yang benar.

Baca Juga: Pulang dari Arab Saudi, Jokowi Dijadwalkan Transit di Aceh

Indonesia meyakini pentingnya menyeimbangkan pendekatan "hard-power" dengan pendekatan "soft-power". Selain pendekatan hard-power, Indonesia juga mengutamakan pendekatan soft-power, yaitu melalui pendekatan agama dan budaya.

Presiden Jokowi menyebutkan untuk kontraradikalisasi, otoritas di Indonesia antara lain merekrut para netizen muda dengan follower yang banyak untuk menyebarkan pesan-pesan damai.

"Kita juga melibatkan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, untuk terus mensyiarkan Islam yang damai dan toleran," tutur Presiden.

Pesan-pesan damailah yang harus diperbanyak, bukan pesan-pesan kekerasan. Setiap kekerasan akan melahirkan kekerasan baru.

Menurut Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, dalam kesempatan itu Presiden mengatakan bahwa KTT itu memiliki makna yang penting untuk mengirimkan pesan kemitraan dunia Islam dengan Amerika Serikat dan menghilangkan persepsi bahwa Amerika Serikat melihat Islam sebagai musuh.

Baca Juga: Rahasia Kekuatan Fisik Jokowi Terungkap, Pantas Saja Strong Terus

"Yang lebih penting lagi pertemuan ini harus mampu meningkatkan kerja sama pemberantasan terorisme dan sekaligus mengirimkan pesan perdamaian kepada dunia," ujar Presiden.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI