Menanti Pidato Bersejarah Donald Trump di Arab Saudi

Minggu, 21 Mei 2017 | 16:16 WIB
Menanti Pidato Bersejarah Donald Trump di Arab Saudi
Presiden AS DOnald Trump tiba di Arab Saudi di sambut Raja Salman.[Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menyampaikan pidato tentang Islam selama kunjungannya ke Arab Saudi. Pidato ini dilakukan sejak dia menandatangani perintah untuk membatasi masuknya penduduk dunia dari negara mayoritas muslim ke AS dua bulan lalu.

Trump akan berpidato di depan 50 pemimpin muslim di Riyadh, Minggu (21/5/2017) waktu setempat. Trump diharapkan untuk mengungkapkan harapannya untuk mewujudkan visi damai Islam.

Kalangan analis politik dan luar negeri menyebut pidato itu bersejarah setelah pendahulunya, Barack Obama juga berpidato tentang Islam di Kairo, Mesir tahun 2009.

Selama kampanyenya, Trump banyak mengungkapkan gagasan kontroversi tentang hubungan AS dengan dunia muslim. Salah satunya isu kebijakan intoleransi yang akan dilakukan Trump.

Baca Juga: Pria Indonesia Pencari Suaka Era '90 Dideportasi Donald Trump

Bahkan Maret 2016 tahun lalu, Trump merasa masyarakat Islam membenci Amerika Serikat.

"Saya pikir Islam membenci kita. Ada kebencian yang luar biasa di sana," kata Trump dalam sebuah wawancara pada bulan Maret 2016 dengan CNN.

Semetara yang baru ketahuan pembicaraan antara Trump dan Raja Salman adalah tentang investasi Saudi di AS.

"Itu adalah hari yang luar biasa. Investasi luar biasa di Amerika Serikat," kata Trump Sabtu kemarin.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, penasihat keamanan nasional Trump yang berpengaruh, HR McMaster memprediksi Trump akan menyampaikan pidato inspiratif untuk mengajak dunia memerangi terorisme dan radikalisme.

Baca Juga: Partai Republik Mulai Bahas Peluang Pemecatan Donald Trump

"Dia akan menyampaikan pidato langsung yang inspiratif mengenai kebutuhan untuk menghadapi ideologi radikal dan harapan presiden akan visi damai Islam," kata McMaster. (AFP/aljazeera)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI