Vedi Hadiz: Islam Radikal Bukan Pemenang Pilkada Jakarta

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 19 Mei 2017 | 13:41 WIB
Vedi Hadiz: Islam Radikal Bukan Pemenang Pilkada Jakarta
Jutaan umat muslim mengikuti melakukan zikir dan doa bersama di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kontroversi konstan ini membuat kepentingan oligarki yang kental serta sentimen keterpinggiran umat Islam bisa saling mendukung. Justru hal itu yang dilakukan Ahok, yaitu menyediakan kontroversi tersebut," terangnya.

Atas dasar argumentasi itulah, Vedi menilai kaum radikalis Islam bukan pihak yang menjadi pemenang dalam pilkada di ibu kota tersebut, “lebih tepatnya, suatu bagian dari oligarki yang menang di Jakarta dengan menggunakan Islam,” imbuhnya.

Meski begitu, Vedi menegaskan penilaiannya itu tidak bisa diartikan situasi intoleransi yang berkembang di Jakarta maupun daerah lain di Indonesia merupakan fenomena wajar.

"Situasi seperti itu justru menunjukkan taktik tersebut (elite oligarkis memobilisasi sentimen Islam terpinggirkan) bisa berhasil dan mungkin akan kembali digunakan di masa depan,” tukasnya.

Vedi yang juga menulis buku “Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Markets” (2004) ini mengatakan, fenomena oligarkis memobilisasi sentimen Islam itu adalah dampak dari peningkatan “illiberalisme” demokrasi di Indonesia.

"Sebab, yang ada adalah sejenis demokrasi dan sejenis Islam yang kurang respek terhadap keberagaman sosial dan hak-hak minoritas," terangnya.

Konsep illiberalisme demokrasi sering pula disebut sebagai "demokrasi kosong", yakni sistem demokrasi yang meskipun melaksanakan pemilu, warga secara umum tidak mengetahui kegiatan para pemegang kekuasaan politik karena kurangnya kebebasan sipil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI