Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) melanjutkan roadshow yang dikemas dalam bentuk Bhakti Sosial ke Nanggroe Aceh Darussalam. Setelah lawatan di Pulau Jawa, rombongan IIPG yang dipimpin Ketua Umum IIPG Deisti Setya Novanto, kini tiba di Pulau Sumatera yang dimulai dari Kota Serambi Mekah, Banda Aceh. Bhakti Sosial di Provinsi paling Barat Indonesia ini, dipusatkan di Kabupaten Pidie Jaya.
Kunjungan di Pidie Jaya ini dilakukan di pondok pesantren Al-Munawaroh, Pidie Jaya, Deisti Novanto menyerahkan bantuan 300 paket sembako, Al-Qur’an, sarung dan mukena serta diakhiri dengan peresmian dan penandatanganan prasasti pembangunan fasilitas pesantren, berupa 10 MCK. Pembangunan ini 10 MCK ini sangat bermanfaat karena sebelumnya para santri harus mengantri panjang untuk keperluan mandi dan lainnya.
Dalam sambutannya, Deisti mengucapkan rasa syukur dapat kembali menginjakkan kakinya di tanah leluhurnya serta mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat masyarakat Pidie.
Baca Juga: Jadi Dubes Malaysia, Bekas Bos Lion Air Minta Sendiri ke Jokowi
“Rasa syukur saya dapat kembali berada di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Nenek saya juga orang Aceh. Jadi ini merupakan tanah leluhur saya. Terima kasih juga atas sambutan dari masyarakat Pidie yang sangat meriah,”sambutnya di Piro, Aceh, Kamis (18/5/2017).
Deisti Novanto kemudian menjelaskan maksud dan tujuan kehadirannya kali ini, sebagai komitmen IIPG dalam menjaga silaturahmi dengan masyarakat. Menurutnya, ini menjadi komitemen IIPG dalam membantu para suami yang telah berjuang di Partai Golkar dengan slogan Suara Golkar Suara Rakat.
Ketika menjelaskan mengapa Pesantren dan Meunasah yang menjadi target kunjungan, Deisti, sapaan akrab Deisti Setya Novanto, menjelaskan bahwa meunasah dan pesantren tidak bisa dilepaskan dari masyarakat di Aceh yang terkenal dengan Kota Serambi Mekah ini.
“Julukan Kota Serambi Mekah untuk Aceh membuktikan bahwa Islam dan Aceh tidak bisa dipisahkan. Sedangkan Meunasah khususnya di Aceh telah lama dikenal sebagai pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam. Untuk itulah kami menjadikan menasah dan pesantren sebagai prioritas kunjungan IIPG di Aceh,” jelasnya.
Pada kehidupan pesantren, menurut Deisti, terdapat nilai-nilai, etos dan budaya yang menjadi modal utama dalam membangunan peradaban yang luhur. Nilai-nilai yang dikembangkan, seperti: nilai-nilai tauhid, kemanusian, keadilan dan kejujuran, kepedulian terhadap makhluk lain, kemandirian dan kebersahajaan dan lain-lain, adalah ruh dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Baca Juga: Ketahanan Keluarga Jadi Benteng Pertama Permasalahan Sosial
Untuk itulah Deisti berharap banyak kepada pimpinan pesantren di Aceh untuk menjadi patron dalam sistem pendidikan dalam upaya mewujudkan salah tujuan pembangunan Indonesia, yaitu pembangunan manusia seutuhnya. Peluang besar bagi sistem pendidikan meunasah dan pesantren dalam pembangunan sumber daya insani", tegasnya.