Suara.com - Polisi gagal memeriksa AlfianTanjung terkait penyelidikan kasus ujaran kebencian, lantaran yang bersangkutan berhalangan hadir. Alasan Alfian tidak memenuhi panggilan adalah masih berada di luar kota.
"Iya benar, tadi pihak kepolisian juga sudah telepon saya. Saya belum bisa hadir hari ini. Saya masih di luar kota kan tidak keburu," kata Alfian kepada Suara.com, Kamis (18/5/2017).
Namun, Alfian enggan menjelaskan alasan dirinya bepergian ke luar kota.
"Kamu mau nanya urusan acara di Polda itu kan, ya sudah, kalau urusan kemana, urusan kantor kek, urusan keluarga, urusan ini. Kalau saya ke mana boleh dong saya tidak menjawab," tukasnya lagi.
Baca Juga: Tuduh Politisi PDIP Kader PKI, Alfian Tanjung Dipolisikan
Alfian mengklaim sudah mengkoordinasikan absennya itu kepada pengidik. Ia juga mengaku telah meminta penyidik menjadwalkan ulang pemeriksaannya
"Saya bisanya hadir minggu depan. Saya minta geser waktu. Saya sih menawarkan geser hari Kamis (25/5) depan," terangnya.
Sebelumnya, polisi mengagendakan pemeriksaan terhadap Alfian terkait penyelidikan kasus dugaan penyebaran ujaran kebencian lewat media sosial.
Alfian diduga menuding sebagian politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah kader Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kasus tersebut dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Partai Demokmerupakan laporan PDIP.
Baca Juga: Terseret Kasus Mesum, Habib Rizieq Sebut karena Komit Lawan PKI
Alfian Tanjung pernah disomasi anggota Dewan Pers Nezar Patria pada Senin (30/1/2017) lantaran menuduhnya sebagai kader PKI.
Lewat somasi tersebut, pengacara Nezar, Kamal Farza, meminta Alifian berhenti menyebarkan fitnah.
Selain itu, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki juga turut melayangkan somasi kepada Alfian lantaran dituduh sebagai komunis.
Tuduhan ini disampaikan dalam ceramah yang videonya sempat viral di media sosial. Saat itu, Alfian Tanjung ceramah di Masjid Jami Said, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (1/10/2016).
"Mereka (PKI) sudah menguasai Istana, hampir sebulan ini tidak ada lagi konsultan tentara. Rapat-rapat di istana negara sekarang ini dipimpin oleh orang yang namanya Teten Masduki, Urip Supriyanto, Budiman Sudjatmiko, Waluyo Jati, Nezar Patria, dan sederet kader-kader PKI, yang mereka buat istana tempat rapat rutin mereka setiap hari kerja di atas jam delapan Malam ke atas Keren ya, jadi istana negara sekarang jadi sarangnya PKI sejak bulan Mei 2016."