Ubah Pengelolaan, Kemendikbud Gelar Pertemuan Museum Nasional

Rabu, 17 Mei 2017 | 21:44 WIB
Ubah Pengelolaan, Kemendikbud Gelar Pertemuan Museum Nasional
Pertemuan Nasional Museum di Hotel Sahid Rich, Yogyakarta, 16-19 Mei 2017. [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Pertemuan Nasional Museum di Hotel Sahid Rich, Yogyakarta. Forum Nasional bertemakan "Museum Sebagai Sumber Belajar dan Pendidikan Karakter Bangsa" berlangsung dari 16-19 Mei 2017.

Pertemuan tersebut diikuti oleh sekitar 400 pengelola museum dari berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana, pertemuan tersebut digelar untuk bahas beberapa hal, salah satunya soal manajemen pengelolaan museum yang sangat penting untuk pengembangan museum di seluruh Indonesia.

Putu mencontohkan negara Singapura yang sedikit koleksi, tapi karena narasi dan manajemennya lebih bagus, maka museum berkembang dengan baik.

Baca Juga: Identitas Empat Prajurit TNI Meninggal karena Meriam

Di Eropa juga demikian, koleksi yang ada justru kebanyakan dari Timur Tengah dan Indonesia, tapi karena manajemen pengelolaan yang baik maka museum berkembang pesat.

"Masalah packaging dan marketing yang bagus. Kita perlu meningkatkan SDM-nya, packaging dan manajemen. Termasuk manajemen keamanannya juga harus ditingkatkan," kata Putu saat sambutan.

Menurut dia, pertemuan tersebut akan menghasilkan berbagai rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan museum di Indonesia. Dengan adanya pertemuan tersebut para pengelola museum se-Indonesia bisa bersinergi dan lebih komprehensif.

"Saya melihat dengan adanya kegiatan Pertemuan Nasional Museum ini, peran museum lebih konkrit untuk menjadi inspirasi banyak pihak sebagai sumber ilmu pengetahuan, sumber pendidikan yang baik dan kemajuan kebudayaan. Ini sangat penting pula untuk membangun demokrasi kita, untuk meningkatkan toleransi kita, untuk membangun anak bangsa ini supaya mereka bersinergi, bersatu dan memahami bahwa tujuan serta visi kita itu sama meski jalannya berbeda," tutur Putu.

Dia melanjutkan, museum hadir sebagai jawaban konflik multidimensi, karena di dalam museum ada Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.

Baca Juga: Tantang Persija, Bali United Waspadai Bepe

"Pemerintah dalam ini Presiden, harus lebih proaktif merefleksikan kembali apa yang menjadi kemuliaan dan kejayaan bangsa Indonesia di masa lalu, sehingga permasalahan kelam bangsa kita saat ini bisa terjawab," ujar Putu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI