Pengamat: Belakangan JK dan Jokowi Terlihat Berbeda

Siswanto Suara.Com
Selasa, 16 Mei 2017 | 12:56 WIB
Pengamat: Belakangan JK dan Jokowi Terlihat Berbeda
Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (29/3/2017). [Foto Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Wakil Presiden Jusuf Kalla masuk dalam radar survei yang dilakukan lembaga Populi Center untuk membaca elektabilitas tokoh-tokoh yang diperhitungkan menjadi calon presiden periode 2019-2024. Tapi, elektabilitas mantan ketua umum Partai Golkar itu untuk sekarang berada di bawah Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Walau dari dari sisi usia sudah generasi tua. Tapi kalau di politik, tidak ada yang tidak mungkin. Di survei juga muncul. Tapi kalah elektabilitas dari Pak Jokowi dan Pak Prabowo," kata Direktur Populi Center Usep S. Ahyar kepada Suara.com, Selasa (16/5/2017).

Pernyataan Usep untuk menanggapi isu Jusuf Kalla akan maju lagi di bursa pilpres tahun 2019.

Menurut Usep dari sisi politik, jika isu tersebut benar, bisa dibaca sebagai upaya untuk meningkatkan posisi tawar Jusuf Kalla.

"Belakangan ini, kan memang kelihatan mulai berbeda dengan Presiden Jokowi," kata Usep.

Usep kemudian mengingatkan bahwa pemerintahan periode 2014-2019 harus selesai dengan baik. Pemimpin negara harus mengedepankan agenda kebangsaan.

"Pemerintahan masih dua tahun lagi, dalam konteks ini harus kedepankan agenda publik yang lebih merangkul semua orang. Tidak kemudian menonjolkan agenda politik. Meskipun itu tidak bisa dihindari," katanya.

Usep mengingatkan jika antar pemimpin sudah mengedepankan agenda politik ketimbang kepentingan publik, tentu akan mengganggu program kerja. 

"Kan presiden dan wakil presiden harus gandeng tangan tuntaskan program dan janji-janjinya dulu," kata dia.

Baca Juga: Lawan Bukan Mau Jegal Jokowi di Tengah Jalan, Tapi Tunggu 2019

Usep mengatakan apapun agenda politik itu, dalam konteks kepentingan nasional, mereka harus menyelesaikan pemerintahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI