Pertemuan Tak Sengaja Brotoseno dan Angelina Sondakh di Tipikor

Siswanto Suara.Com
Senin, 15 Mei 2017 | 16:01 WIB
Pertemuan Tak Sengaja Brotoseno dan Angelina Sondakh di Tipikor
Terpidana kasus korupsi proyek di Kemenpora dan Kemendiknas Angelina Sondakh bersaksi dengan terdakwa M Nazaruddin di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (6/1). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sidang pembacaan tuntutan terhadap Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri Raden Brotoseno kembali ditunda hingga 18 Mei 2017.

"Jaksa minta ditunda lagi karena jaksa penuntut umum belum siap dengan tuntutannya, jadi 18 Mei (sidang tuntutan). Kalau tidak bisa juga tanggal itu silakan buat surat pernyataan supaya saya tidak disalahkan pimpinan. Saya rasa demikian Pak, sidang ditutup," kata ketua majelis hakim Baslin Sinaga dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (15/5/2017).

Pada 4 Mei 2017, jaksa juga meminta penundaan tuntutan karena mengaku belum siap.

"Kami mohon dengan hormat untuk ditunda," kata jaksa.

Baca Juga: Angelina Sondakh dan Jessica Nyoblos

Sementara Brotoseno yang juga mantan penyidik KPK itu mengaku mengikuti saja agenda hakim.

"Kita ikuti agenda hakim saja, tanggal 18 Mei," kata Brotoseno usai sidang.

Saat berada di pengadilan Tipikor, Brotoseno tanpa sengaja juga bertemu dengan istrinya, mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Patricia Pinkan Sondakh alias Angie yang menjadi saksi untuk terdakwa Andi Zulkarnaen Mallarangeng alias Choel Mallarangeng.

Pertemuan itu diakuinya tidak direncanakan karena perkara Brotoseno ditangani oleh Kejaksaan Agung sedangkan perkara Choel ada di KPK.

Dalam perkara ini, Brotoseno didakwa menerima Rp1,9 miliar ditambah 5 tiket pesawat kelas bisnis Yogya-Jakarta senilai Rp10 juta terkait penundaan pemanggilan Dahlan Iskan dalam kasus korupsi cetak sawah.

Baca Juga: Angelina Sondakh Nyoblos, AHY Menang di Rutan Pondok Bambu

Uang itu berasal dari PT. Kaltim Elektrik Power tempat Dahlan memiliki saham di sebagian besar perusahaan itu dengan alasan untuk operasional perusahaan antara lain dan untuk membayar jasa pengacara perusahaan Jawa Pos Grup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI