Suara.com - Sabri jauh-jauh datang dari Kalimantan Timur ke DKI Jakarta untuk satu tujuan, bertemu Ahok. Ia berhasrat secara langsung mengatakan kepada sang gubernur, “anda bukan seorang muslim, tapi anda sosok yang amanah.”
Usia Sabri Ramdany, nama lengkap pria tersebut, memang tak lagi muda. Ia sudah berumur 60 tahun. Ia mengakui, sepanjang hidup yang sudah dilaluinya di Indonesia, tak banyak pemimpin seperti Basuki Tjahaja Purnama—nama asli Ahok.
“Saya orang Balikpapan. Saya baru sampai di Jakarta, untuk bertemu Pak Ahok di Rutan Mako Brimob. Dia sebetulnya tidak melakukan penodaan agama, saya yakin itu. Pak Ahok orang baik dan pemimpin yang amanah, walaupun dia bukan muslim,” tutur Sabri di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (12/5/2017).
Baca Juga: Pendukung Ahok Diminta Jangan Cuma Bisa Tuntut Rizieq Taat Hukum
Sabri datang bersama istri dan dua rekannya, menggunakan mobil pribadi. Tak ada motif politik atau kepentingan pribadi lain dalam tekatnya tersebut. Ia berangkat sebagai seorang altruis, karena menilai Ahok memunyai persona yang tepat sebagai pembenah.
"Dia (Ahok) pejabat baik, antikorupsi, kenapa nggak kita bela? Ini orang terbaik di Indonesia. Ini Jakarta berubah kok setelah dipimpinnya," tuturnya.
Emosi Ahok yang kerap meledak-ledak, justru dinilai Sabri sebagai suatu ketegasan.
"Ya, pemimpin yang keras. Jakarta nggak mungkin (bisa) dipimpin orang yang nggak keras. Keras itu berani, tegas dan jujur. Pak Ahok juga membenahi banjir. Memperhatikan orang-orang yang juga tidak mampu," tukasnya.
Meski jauh-jauh datang, Sabri tak bisa menemui Ahok di dalam rutan. Dia tak mendapat izin dari petugas setempat untuk membesuk.
Baca Juga: Usai Ngadu ke Djarot, Fatimah: Saya Sedih Banget
“Belum boleh ditengok. Cuma titip salam untuk Pak Ahok. Titip supaya beliau tetap semangat, jangan patah semangat," tandasnya.