Saat melakukan peliputan, keadaan baik – baik saja tanpa terjadi sebuah pelanggaran Kode Etik Jurnalistik. Bahkan saat massa aksi melakukan perjalanan dari Simpang Pos sampai ke lampu merah simpang kampus Universitas Sumatera Utara (USU) masih tetap melakukan tugas – tugas pers dengan profesional.
Namun situasi massa memanas saat ban bekas mulai dibakar oleh massa dan pihak kepolisian berdatangan beserta kendaraan barakuda, sehingga ketiga anggota pers mahasiswa tersebut tetap berada dekat pada barisan kepolisian dan Brimob. Situasi semakin memanas saat massa aksi berpindah ke depan pintu gerbang utama kampus USU dan kembali membakar ban.
Provokasi–provokasi dari berbagai pihak baik masyarakat, preman setempat dan intel mulai mewarnai aksi mahasiswa tersebut sehingga terjadi bentrokan secara tiba–tiba antara massa aksi dengan masyarakat dan pihak aparatur negara.
"Ketiga anggota kami masih berada dekat pada barisan aparatur negara yang semakin mendekat ke gerbang kampus USU bahkan sampai masuk ke dalam Kampus. Tepat pada saat anggota kami berada dalam kampus itu, 10 meter dari gerbang tersebut anggota kami bernama Jackson Ricky Sitepu dihalangi oleh masyarakat yang informasinya adalah pria tersebut Intel. Sebelum meninggalkan lokasi, Ricky Jakson Sitepu sempat melihat Fadel Muhammad Harahap ditarik masyarakat dan jatuh tersungkur ke aspal. Sementara itu Fikri Arif tidak dapat terlihat lagi di lapangan," katanya.
Baca Juga: AJI Medan Boikot Lomba Foto & Video yang Diadakan Puspen TNI
Dijelaskannya, dia sempat menghubungi kedua anggota LPM BOM ITM dan menegaskan bahwa mereka telah berada di Polrestabes Medan dan mereka juga mengatakan dengan jelas melalui handphone bahwa mereka sudah menunjukkan surat tugas kepada masyarakat dan kepolisian namun tidak ditanggapi dengan baik oleh pihak aparat negara tersebut.