Djarot Kecewa: Vonis Pak Ahok Seharusnya Ringan

Selasa, 09 Mei 2017 | 12:28 WIB
Djarot Kecewa: Vonis Pak Ahok Seharusnya Ringan
Sidang putusan perkara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Auditorium Kementan [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan kekecewaannya terhadap vonis dua tahun penjara dan perintah penahanan terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Ahok divonis demikian oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, karena dinilai terbukti bersalah dalam kasus penodaan agama. Kekinian, Ahok sudah berada di Rumah Tahanan Cipinang.

"Menurut saya, vonisnya harus lebih ringan, sesuai fakta-fakta persidangan," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (9/5/2017).

Ia mengatakan, vonis seharusnya lebih ringan dari tuntutan jaksa karena fakta yang terungkap dalam persidangan sangat meringankan Ahok.

Baca Juga: Ahok Kecewa terhadap Putusan Hakim

Untuk diketahui, Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang diketuai Dwiarso Budi Santiarto memvonis Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan hukuman penjara dua tahun dalam persidangan, Selasa (9/5/2017). Hakim juga memerintahkan agar Ahok ditahan.

"Menjatuhkan pidana dengan pidana penjara dua tahun," kata Dwiarso di ruang sidang Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.

Pengadilan juga membebankan kepada Ahok untuk membayar biaya perkara sebesar Rp5 ribu.

Dwiarso mengatakan keputusan sidang perkara penistaan agama hari ini didasarkan pada semua fakta persidangan.

"Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan penodaan agama," kata Dwiarso.

Baca Juga: Vonis 2 Tahun, Pengacara akan Cari Info Soal Ahok ke LP Cipinang

Setelah membacakan putusan dan mengetukkan palu, Dwiarso mempersilakan Ahok dan jaksa untuk memberikan tanggapan.

Vonis ini lebih berat dari tuntutan jaksa.

Padahal, sebelumnya, jaksa hanya menjerat Ahok dengan dakwaan salah satu pasal alternatif, Pasal 156 KUHP. Dia dituntut hukuman satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun karena dianggap menyatakan perasaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suatu golongan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI