Suara.com - Massa pendukung Basuki Tjahaja Purnama serang orang tidak dikenal pascapembacaan vonis Ahok di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (9/5/2017). Orang itu dianggap sebagai provokator.
Seseorang yang menyerang itu menjadi bulan-bulanan masa pro Ahok begitu menyerang. Lelaki yang berbaju putih tersebut, tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang yang ada di kumpulan massa pro Ahok.
Dia sempat mendapatkan pukulan dari massa pro Ahok.
"Provokator ini. Dia memprovokasi. Usir dari sini," teriak seorang lelaki dari massa pro Ahok.
Baca Juga: Dihukum Dua Tahun dan Diperintahkan Ditahan, Ahok Banding!
Polisi yang berjaga-jaga di area tersebut langsung melakukan pengamanan. Lelaki yang diduga sebagai provokator tersebut langsung ke bus miliki polisi. Kejadian itu berlangsung sekitar sepuluh menit.
Kejadian tersebut terjadi setelah hakim menjatuhkan vonis dua tahun penjara kepada Ahok dalam kasus penistaan agama. Massa pro Ahok yang tadinya sedang mengheningkan cipta atas vonis tersebut, langsung berlarian ke tempat kejadian.
Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang diketuai Dwiarso Budi Santiarto memvonis Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan hukuman penjara dua tahun dalam persidangan, Selasa (9/5/2017). Hakim juga memerintahkan agar Ahok ditahan.
"Menjatuhkan pidana dengan pidana penjara dua tahun," kata Dwiarso di ruang sidang Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Pengadilan juga membebankan kepada Ahok untuk membayar biaya perkara sebesar Rp5 ribu.
Baca Juga: Ahok Dihukum 2 Tahun, Begini Reaksi Massa Anti-Ahok
Dwiarso mengatakan keputusan sidang perkara penistaan agama hari ini didasarkan pada semua fakta persidangan.
"Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan penodaan agama," kata Dwiarso.
Setelah membacakan putusan dan mengetukkan palu, Dwiarso mempersilahkan Ahok dan jaksa untuk memberikan tanggapan.
Vonis ini lebih berat dari tuntutan jaksa.
Padahal, sebelumnya, jaksa hanya menjerat Ahok dengan dakwaan salah satu pasal alternatif, Pasal 156 KUHP. Dia dituntut hukuman satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun karena dianggap menyatakan peerasaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap sautu atau beberapa golonngan rakyat Indonesia.