Ribuan Karyawan Subkontraktor Freeport Mogok Kerja

Tomi Tresnady Suara.Com
Selasa, 09 Mei 2017 | 07:25 WIB
Ribuan Karyawan Subkontraktor Freeport Mogok Kerja
Pekerja PT Freeport memasuki Kawasan Terminal Gorong-Gorong, Timika, Papua, Minggu (30/4/2015). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Mogok bersama ini bukan tujuan kami tapi hanya merupakan sarana untuk memperjuangkan nilai kemanusiaan dan keadilan. Jika dalam beberapa hari ke depan terdapat solusi-solusi yang bisa disepakati bersama antara Serikat Pekerja dengan pihak manajemen PT Freeport maka surat mogok ini bisa dicabut kembali dan dibatalkan," jelas Philipus.

Philipus memastikan sejak Senin pagi ini, supir-supir bus karyawan yang setiap hari bertugas mengantar dan menjemput karyawan dari Terminal Gorong-gorong ke Tembagapura dan sebaliknya sebagian besar sudah ikut aksi mogok kerja bersama.

Hingga Senin (8/5), tercatat 115 karyawan PT KPI yang bekerja sebagai supir bus karyawan telah menandatangani surat pernyataan ikut aksi mogok kerja bersama.

Surat pernyataan ikut mogok kerja bersama juga telah ditandatangani oleh lebih dari 100 karyawan PT KPI yang bekerja sebagai supir truk trailer yang mengangkut logistik dari Pelabuhan Portsite Amamapare ke Tembagapura untuk menunjang kebutuhan operasional PT Freeport.

Baca Juga: Holding BUMN Tambang Tak Mampu Divestasi 51 Persen Saham Freeport

"Rekan-rekan supir bus dan truk trailer ada yang sudah mogok sejak 1 Mei, tetapi ada juga yang mulai mogok hari ini tanggal 9 Mei," jelas Philipus.

Adapun sekitar 200-an karyawan PT KPI yang bekerja di bagian perkapalan (loading dan angkut konsentrat PT Freeport) di kawasan Pelabuhan Portsite Amamapare belum memutuskan sikap mereka apakah akan ikut dalam aksi mogok kerja bersama atau tidak.

"Rekan-rekan KPI yang bekerja di bagian perkapalan baru akan mengambil sikap pada malam ini," ujar Philipus.

Ia menegaskan, sikap keras karyawan untuk ikut aksi mogok bersama merupakan respon atas sikap keras manajemen PT Freeport yang enggan mengabulkan tuntutan Serikat Pekerja terutama point 3 saat pertemuan mediasi oleh Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang bertempat di Hotel Rimba Papua beberapa waktu lalu.

"Kalau dampak dari aksi mogok ini menyebabkan perusahaan lumpuh beroperasi, yah memang harus seperti itu konsekwensinya. Manajemen sendiri yang menciptakan situasi ini. Sejak awal kami sudah memberikan sejumlah tawaran kepada manajemen, tetapi mereka bersihkeras menolak. Artinya kondisi ini mereka yang ciptakan atau inginkan," kata Philipus.

Baca Juga: Luhut: Divestasi Saham Freeport 51 Persen ke RI Sudah Beres

Sebanyak 14 PUK SP-KEP SPSI yang bergabung dalam aksi mogok kerja bersama dengan PUK SP-KEP SPSI PT Freeport yaitu PT KPI, PT AVCO, PT Puncak Jaya Power, PT Sanggar Sarana Baja, PT RUC Cementation Indonesia, PT Trakindo Utama, PT Strukturindo Tifatama, PT Intecs Teknikatama Industri, PT Sandvik, PT Osato Seike, PT Srikandi Mitra Karya, PT Hero Supermarket, Rumah Sakit Mitra Masyarakat, dan PT Mahaka Industries Perdana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI