Suara.com - Seorang ibu paruh baya mengungkap kehidupan miris para narapidana penghuni Rutan Pekanbaru. Keluh kesah itu disampaikan si ibu saat akan menjenguk anaknya.
Di awal curhatnya, si ibu membeberkan kehidupan anaknya di dalam sel LP Pekanbaru yang untuk tidur pun kesulitan. Curhat si ibu diunggah di media sosial Facebook oleh akun Pekanbaru City.
"Tidur kayak ikan asin Pak, tidak dibayar kamar tidak boleh tidur, (terpaksa) berdiri, di WC tiduran. Cerita anak-anak kita, kalo kita orang miskin apa mau dibikin," ujar si ibu sembari mengacung-acungkan jari telunjuknya.
Yang mengejutkan, si ibu mengatakan bahwa untuk tidur pun narapidana harus membayar.
"Tolong Pak Jokowi diperhatikan Lapas ini. Belum tentu di penjara itu susah, orang salah. Belum suami di penjara, anak 4-5 mau dikasih makan apa. Selama ini suami cari makan, (harus) membiayai suami di dalam (Lapas). Kamar harus bayar, ada harga 5 juta ada 3 juta. istri polisi ngomong ke saya bayar lima juta untuk anaknya. Kami sendiri bayar, disuruh bayar kalau tidak kayak ikan rebus, tidur di kamar mandi, jongkok-jongkok, susun paku," bebernya lagi.
Dengan nada kesal, si ibu juga mengeluhkan LP Pekanbaru yang tak menjalankan fungsinya sebagai rumah binaan.
"Katanya ini rumah binaan, rumah membinasakan mungkin ini Pak, rumah binaan bukan begini. Hukuman tinggi nggak karuan, nggak sesuai, makan dua sendok tanpa ikan. bayangkan Pak," lanjutnya.
Di akhir curhatnya, si ibu menceritakan ketakutan para narapidana menjelang Ramadan karena jatah makan untuk mereka dikurangi.
"Bulan Puasa makin ketakutan ini, katanya makan dikasih dua sendok, ikan nggak dikasih. Kalau mau bicara semua ini membayar ini. Uang mingguan sepuluh ribu, uang air ada, yang saya inginkan betul betul lah lapas ini dibina jadi manusia, bukan dibinasakan. Bayangkan ada yang mati di sebelah saking panasnya," ucapnya lagi.