Suara.com - Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menghormati banyaknya keinginan masyarakat yang mendorong agar Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Muhammad Zainul Majdi digadang-gadang menjadi bakal calon wakil presiden (Cawapres) pada Pilpres 2019.
"Semua orang di Indonesia sedang memperbincangkan dia. Gubernur muda. Kita hormati itu," kata Hinca Panjaitan di Mataram, Sabtu (6/5/2017).
Ia menuturkan, Partai Demokrat pada dasarnya memberikan kesempatan kepada orang-orang muda untuk memimpin. Apalagi kalau orang muda bertemu orang muda.
Ibarat hari ini Partai Demokrat seorang pelatih mencari bakat yang hebat, tentunya bakat itu ada dimana-mana, termasuk NTB.
Baca Juga: Persempit Pelarian Napi Kabur Rutan Riau, Polisi Lakukan Razia
"Jadi biarkan dulu nanti ada waktunya kita umumkan," ujar dia.
Hinca menilai, sebagai kader Demokrat, tentu Muhammad Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) memiliki peluang, begitu juga dengan kader-kader lainnya apakah itu di tempatkan di legislatif maupun eksekutif.
"Partai ini untuk kadernya, buat apa partai kalau bukan untuk kadernya. Itu jelas," tegas Hinca Panjaitan.
Ia menambahkan, ketika Partai Demokrat berusia 16 tahun dan 10 tahun kadernya memimpin di eksekutif. Maka jika ditanya peluang, semua kader berpeluang, tinggal dimana dia mengambil posisi.
Karena, bagaimanapun, lanjutnya partai didirikan untuk mencari, merebut, dan mengambil kekuasaan dengan cara-cara yang benar. Menurut Undang-Undang, etika, dan kepatuhan.
Baca Juga: Sejumlah Wilayah Jakarta Terendam Banjir
"Jadi hari-hari ini bukan kita lari cepat-cepat. Tetapi ada waktu biarkan alamiah apa yang terjadi kami tidak tutup mata perbincangan publik selalu menyebut nama TGB sebagai orang yang kemudian diperbincangkan," katanya.
Seperti diketahui, Gubernur NTB dua periode ini, digadang-gadang akan dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra H Prabowo Subianto yang maju sebagai capres.
Sebelumnya, TGH Muhammad Zainul Majdi menanggapi diplomatis keinginan itu.
"Bagi saya tugas di NTB masih cukup lama, masih ada satu tahun empat bulan sebagai gubernur. Jadi banyak yang masih harus di kerjakan," katanya.
Ia menegaskan, pelaksanaan tugas sebagai gubernur yang notabenenya merupakan wakil pemerintah pusat di daerah tidak boleh terpecah-pecah, karena hanya fokus yang lain-lain (cawapres).
"Jadi saya harus fokus untuk menyelesaikan apa-apa yang belum terlaksana supaya bisa terlaksana. Karena gagasan berupa teori saja mulai terwujud. Yang lain-lain saya tidak pikirkan," tegas dia. [Antara]