Pengamat Militer: Bela Negara Perlu Masuk Kurikulum

Yazir Farouk Suara.Com
Minggu, 07 Mei 2017 | 01:06 WIB
Pengamat Militer: Bela Negara Perlu Masuk Kurikulum
mahasiswa
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat militer Mayor Jenderal TNI (Purn) I Gusti Kompyang Manila menilai program Bela Negara perlu dimasukkan dalam kurikulum perguruan tinggi guna lebih mengenalkan Pancasila kepada mahasiswa.

"Pengamalan nilai-nilai Pancasila salah satunya dapat diajarkan melalui kegiatan Bela Negara. Jadi sebaiknya memang dimasukkan ke dalam kurikulum kampus," kata Manila pada diskusi "Menggalang Ketahanan Nasional Untuk Menjamin kelangsungan Hidup Bangsa" yang berlangsung di Senayan, Jakarta, Sabtu (6/5/2017).

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu menuturkan hadirnya Bela Negara tersebut akan menambah kepedulian mahasiswa terhadap Indonesia, sehingga dapat turut menangkal ajaran-ajaran yang melawan Pancasila untuk masuk ke kampus.

Apalagi, kampus saat ini diketahui menjadi sasaran pengajaran ideologi yang diterapkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang dinilai meresahkan masyarakat dengan menyatakan Indonesia dijalankan berdasarkan khilafah.

Baca Juga: PPP: Menegakkan Syariat Islam di Indonesia Beda dari Negara Lain

Mantan Wakil Ketua Umum ORARI itu juga berpendapat jika kurikulum baru itu diterapkan di sekolah, maka sejumlah kasus intoleransi tidak akan "merembet" pada dunia pendidikan Tanah Air.

"Sekarang perang kita memang tentang ajaran kebencian, tanpa senjata lagi. Tidak hanya TNI saja yang dipersiapkan, seluruh Warga Negara Indonesia juga perlu melawan soal ini," katanya.

"Memang tidak ada undang-undang yang mengatur apabila tidak menerima Pancasila, maka ada sanksinya. Tapi kami yakin Pancasila adalah satu-satunya ideologi yang cocok di Indonesia, jadi harus dilindungi," kata mantan Direktur Akademi Olah Raga Indonesia (Akorin) tersebut. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI