Suara.com - Angkatan bersenjata Amerika Serikat akhirnya mau memublikasikan selembar foto ledakan peluru mortir hasil jepretan fotografer perangnya, Hilda Clayton. Perempuan fotografer itu sendiri tewas dalam ledakan tersebut.
Military Review, yang memublikasikan foto itu, menjelaskan karya itu merekam peristiwa ledakan yang terjadi di Provinsi Laghman, Afganistan, 2 Juli 2013. Media itu sendiri, seperti dilansir The Guardian, merilis foto tersebut pada edisi 1 Mei 2017.
Kala itu, militer AS dan Afganistan tengah berlatih menghadapi ledakan disertai ledakan. Hilda sendiri dikenakan beban untuk berlatih memotret suasana ledakan agar terbiasa di medan perang.
Baca Juga: Wiranto: Organisasi yang Ingkari Pancasila Harus Dibubarkan
Selain Hilda, ledakan itu juga menewaskan empat tentara Afganistan yang salah satu di antaranya juga bertugas memotret.
“Hilda mengorbankan dirinya untuk tugas-tugas negara. Dalam peperangan di Afganistan, ia bertugas mendokumentasikan seluruh pergerakan tentara AS,” tulis Military Review.
Juru Bicara korps Komando—satuan tugas Hilda semasa hidup—Gordon Van Vleet, mengungkapkan foto itu akhirnya bisa dipublikasikan setelah mendapat persetujuan keluarga mendiang.
“Hingga kekinian, keluarga Hilda masih menolak memberikan keterangan apa pun yang bisa dipublikasikan,” terangnya.
Baca Juga: Lippo Group Bangun Kota Mandiri Jakarta Baru 'Meikarta'
Hilda dulu tercatat sebagai prajurit di Fort Meade Batalyin 55. Ia bertugas sebagai ”combat camera” yang bertugas memotret dan merekam peperangan rekan-rekannya. Ketika meninggal dalam peristiwa itu, Hilda masih berusia muda, yakni 22 tahun.