Suara.com - Hentakan kuat di atas papan seluncur beroda empat itu menghantarkan Ajiansyah meluncur dari jalur seluncur skatepark Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo. Peluh mengalir di wajah, kaus hitamnya pun basah oleh keringat, tetapi ia selalu sumringah tiap kali beraksi di atas papan seluncur.
Olahraga yang menggunakan papan luncur sepanjang 81 cm dan lebar 21 cm tersebut mulai jadi pridona awal tahun 2000-an. Setiap papan skate terdiri dari deck tempat pemain berdiri, roda, serta truck yang melekat antara deck dengan roda. Terdapat empat jenis lintasan skateboard yang ada di RPTRA Kalijodo di antaranya pumping, quarter, pool, dan piramid.
Permainan skateboard menawarkan keasyikan tersediri bagi siswa yang tengah duduk dibangku kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini. Setiap akhir pekan, ia bersama teman-temanya berkumpul di tempat yang diresmikan awal tahun 2017 tersebut. Dengan berbekal hobinya bermain skateboard, sebagai seorang pemain pemula Aji sudah mampu menguasai 3 trik permainan ini yaitu ollie, roll, serta zig zag.
Aji menuturkan sebelum adanya Skatepark Kalijodo, ia hanya berlatih di jalanan komplek rumahnya. Akhir pekan lalu, suara.com mengintip Aji latihan.
Baca Juga: Ini Instruksi Ahok setelah Parkir RPTRA Kalijodo Dikuasai Preman
“Tadinya belajar di jalanan rumah nggak ada lintasannya cumin lurus aja, di sini ada banyak lintasan,” ungkapnya.
Seperti halnya Aji, Amelia (15) juga kerap menghabiskan waktu liburan untuk bermain skateboard di RPTRA Kalijodo ini. Selain menjadi kegiatan yang menyenangkan, ia juga berharap nantinya bisa belajar lebih banyak trik dalam skatebroard dan bisa mengikuti kejuaraan.
Hiruk pikuk kegiatan masyarakat tidak hanya di arena skatepark, para ibu-ibu tampak asyik berbelanja di tempat perbelanjaan yang mengelilingi arena skate dan bersepada. Taman Kalijodo memang tak hanya menjadi arena skatepark, namun juga tersedia arena untuk bersepeda, sepatu roda, bermain futsal, arena bermain anak, tempat berkumpul keluarga, serta deretan pedagang kuliner, pakaian, tas, aksesoris, dan sepatu yang dapat menjadi alternatif menghabiskan waktu liburan keluarga.
Baca Juga: Masih Banyak Muda-mudi 'Cari Keringat' di Kalijodo, Ini Buktinya!
Tini Murdiati (39), warga pantai indah kapuk tak dapat menutupi kebahagiaan dengan dibangunnya tempat wisata baru ini. Sebelum adanya RPTRA Kalijodo ini, ia dan keluarganya sering menghabiskan waktu di mal. Ia juga mengaku senang berada di RPTRA Kalijodo ini semua lapisan masyarakat dapat berbaur.
“Kalau di sini semua berbaur, yang ada dan yang nggak ada berbaur,” ucapnya.
Kawasan yang dulunya merupakan tempat prostitusi ini memang disulap menjadi tempat rekreasi baru bagi warga Jakarta. Pengunjung dapat menikmati semua fasilitas yang ada tanpa dipungut biaya.
Ketika matahari mulai turun ke barat, pengunjung yang datang semakin banyak. Umumnya mereka datang bersama dengan keluarganya. Tak sedikit juga muda-mudi yang datang bergerombol dan berpasang-pasangan yang menghabiskan waktu sore hari disini.
Para muda-mudi ini pun ada yang bermain skateboard dan bersepeda atau hanya sekedar menonton dan berswafoto.
Yudi (37), warga Duren Sawit Jakarta Timur merasa penasarasan dengan tempat wisata baru tersebut. Ia mengajak anak-anaknya untuk menghabiskan akhir pekan di Kalijodo. Awalnya, ia melihat foto-foto RPTRA Kalijodo yang tersebar di sosial media. Sebelum ada Taman Kalijodo, Yudi dan anak-anaknya mengandalkan Ancol sebagai tempat berlibur.
“Tempatnya bagus ada tempat bermain anak yang sesuai usianya, orang dewasa juga ada,” tuturnya.
Perut keroncongan
Tak perlu khawatir jika perut keroncongan, terdapat banyak pedagang makanan di sepanjang jalan masuk menuju arena skate. Ada banyak pilihan makan yang bisa Anda coba, seperti mie rebus, mie goreng, mie ayam, bakso, ketoprak, dan masih banyak lagi pilihan.
Harganya pun cukup terjangkau berkisar antara Rp7.000 sampai Rp20.000. Tak hanya itu, yang tak ingin makan makanan berat dapat mencoba jajanan-jajanan pasar seperti batagor, dan siomay. Harganya berkisar antara Rp3.000 sampai Rp5.000. Harga minuman di sepanjang Pujasera Kalijodo ini pun terjangkau, dengan uang Rp5.000 dapat membeli minuman dingin.
Selain menikmati makanan, di sini juga terdapat pedagang yang membuat temporary tattoo. Febriansyah (28) merupakan satu-satunya pembuat temporary tattoo yang ada di RPTRA Kalijodo.
Pedagang yang sebelumnya Sebelumnya ia membuka lapaknya di Kota Tua. Meskipun belum mendapat untung sebesar di Kota Tua, ia berharap pemerintah dapat memberikan ruang bagi para penjual seni untuk dapat berjualan di Kalijodo tanpa harus membayar. (Fajar Nurrohmah)