Organisasi Sayap PKB Bikin Acara Kitab Kuning Go To Campus

Rabu, 03 Mei 2017 | 15:19 WIB
Organisasi Sayap PKB Bikin Acara Kitab Kuning Go To Campus
Dewan Koordinasi Nasional Garda Bangsa menyelenggarakan kegiatan bertema kitab kuning go to campus di Masjid Raya Universitas Indonesia, Depok [DKNGB]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa, Dewan Koordinasi Nasional Garda Bangsa, menyelenggarakan kegiatan bertema kitab kuning go to campus di Masjid Raya Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (3/5/2017).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai kampus se-Jabodetabek.

Ketua umum DKN Garda Bangsa, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengatakan acara ini bertujuan untuk menghadirkan khazanah literatur Islam dalam menjawab masalah kebangsaan saat ini, seperti menangkal pemikiran radikal.

Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan menghadirkan kajian komprehensif kitab kuning, sebagai bentuk wacana tanding terhadap paham radikal di kalangan anak muda, sekaligus membentengi anak muda dari pemikiran-pemikiran keagamaan yang ekseklusif dan ekstremis.

"Anak muda adalah bagian masyarakat paling yang rentan terhadap pengaruh radikalisme. Kebanyakan pelaku aksi ekstrem dan radikal adalah anak muda yang berusia 15 sampai 40-an tahun," kata Cucun.

Sekretaris Fraksi PKB DPR menjelaskan kitab kuning memiliki sumbangsih besar terhadap penyebaran Islam di Indonesia.

Sebab, kitab kuning merupakan bentuk tranformasi kaum santri yang beragam latar belakang.

"Sayangnya kitab kuning ini kok seperti dilupakan. Anak muda cuma sedikit yang mengenal kitab kuning. Kerentanan anak muda tersebut kemudian dimanfaatkan kelompok radikal dan teroristik, dengan menjadikan anak muda sebagai target utama rekrutmen, untuk melakukan program mereka," ujar Cucun.

Cucun melanjutkan kitab kuning adalah khazanah multi dimensi. Jika radikalisasi melanda sebagian kalangan muda, kitab kuning urgen untuk dikembangkan di kampus-kampus.

"Kitab kuning juga tak melulu berisi fikih normative yang mengajarkan sesuatu harus sesuai teks. Kitab kuning juga membaca realitas melalui ushul fikih dan tasawuf. Maka, kita lihat bahwa dalam penyebaran Islam di Indonesia tak terdapat radikalisasi," tutur Cucun.

Lebih lanjut, kata Cucun, di dalam kitab kuning teruntai sanad muttashil sampai Rasulullah. Sanad Muttashil ini masih ditambah syarat mu’tabarah sebagai faktor lain sebuah karya keagamaan terjaga dari tutur dan olah pikir yang tak bertanggungjawab.

Sanad muttashil tidak akan bisa tercapai tanpa adanya tranformasi pembelajaran dengan tatap muka (Talaqqi). Talaqqi, sanad dan mu'tabarah merupakan tiga syarat keilmuan yang akan menjadikan proses ajaran agama tetap orisinal dan obyektif.

"Dengan talaqqi seorang murid dapat memahami pengetahuan sebuah kitab sesuai mushonnif (pengarang) dan pengembangan wawasan dari ulama pengajarnya," ucap Cucun.

Para ulama inilah, yang mentransformasi kitab kuning menjadi ilmu yang sesuai dengan prioritas manusianya. Seorang adipati akan diajari tentang fikih siyasah Ahkamus Sulthoniyah dan nashihatul muluk. Sementara seorang rakyat akan diajari adab seorang ra’in melalui Risalah Qusyairiyah atau Minhajul Abidin. Kitab kuning juga cocok dengan dunia akademisi yang multi interpretatif.

"Kegiatan Kitab kuning go to campus ini juga sekaligus sebagai babak semifinal Musabaqoh Kitab kuning yang telah dilaksanakan babak penyisihannya di lebih dari 100 kota /kabupaten di seluruh Indonesia, yang telah diikuti oleh lebih dari 2000 pelajar putra dan putri," kata Cucun.

Dalam Acara ini peserta akan mengikuti lomba 4 kitab, yakni Ihya ulummudin dan Alfiyah ibnu malik untuk katagori Ulya. Sedangkan untuk katagori Ula, peserta akan mengikuti lomba baca kitab fathul qorin dan nadhom imritfi. Sedangkan Dewan Jurinya berasal dari imam masjid Ukhuwah Islamiyah UI dan Lembaga Bahtsul Masail PBNU.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI