Gerindra Kritik Buruknya Performa Kinerja Teten Masduki

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 03 Mei 2017 | 13:37 WIB
Gerindra Kritik Buruknya Performa Kinerja Teten Masduki
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. (suara.com/Welly Hidayat)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengkritik performa kinerja Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki. Menurutnya, buruknya performa Teten membuat marwah dan wibawa Presiden Jokowi semakin lemah.

"Ini terlihat pasca kelalahan Ahok-Djarot, dengan politisasi agama yang diikuti aksi massa jutaan umat Islam," kata Arief di Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Hari ini, Rabu (3/5/2017), Teten Masduki memerintahkan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani, untuk mengundang sejumlah kalangan intelektual kampus dari UGM, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Indonesia, Ormas GP Ansor, dan Lembaga Survei Indonesa Burhanuddin Mustadi untuk menghadiri Focus Group Discussion (FGD).

Menurut Arief, manuver Teten ini sungguh  aneh bin ajaib. Undangan rapat bersama akademisi, termasuk Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar ini akan mencari rumusan tentang bagaimana upaya penanganan politisasi agama dalam politik, termasuk pengarus utamaan kepemimpinan Muslim.

Baca Juga: Teten Masduki Bantah Provokasi Mahasiswa agar Demo SBY

"Padahal politisasi agama ini sudah berlangsung sejak lama dan kini menjadi fakta yang sudah berlalu. Lalu apa jadinya kepemimpinan Presiden Jokowi dikelilingi orang-orang sekelas Teten Masduki dan Jaleswari yang kini baru mulai mencari rumus dari kalangan akademisi," jelas Arief.

Kondisi ini, menurutnya, membuktikan ketidakmampuan Kantor Staf Presiden (KSP) melakukan kerja politik untuk membantu Presiden Jokowi. Semakin hari justru makin membebani Jokowi, apalagi Teten Masduki mengusir semua jajaran TNI-Polri dengan memasukkan konco-konconya dari kalangan LSM.

"Pantas Ahok-Djarot yang full didukung Presiden Jokowi kalah telak. Bagaimana tidak, orang Istana di Kantor Staf Presiden rupanya hanya bisa ngibul tanpa kerja politik yang nyata dan berakibat Presiden Jokowi menanggung malu di panggung politik nasional dan internasional," tutup Arief.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI