Suara.com - Beberapa hari terakhir, beredar pesan hoax di grup-grup percakapan yang menyebutkan rumah almarhum pengusaha Dodi Triono (59) di Pulomas Utara, nomor 7A, Jakarta Timur.
Rumah bergaya minimalis itu merupakan tempat terjadinya kasus penyekapan yang berakhir dengan meninggalnya enam orang pada akhir Desember 2016. Keenam orang yaitu Dodi Triono, kedua anak Dodi yaitu Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9), selain itu, Amel yang merupakan teman anak korban meninggal dunia. Dua supir keluarga, Yanto dan Tasrok (40), ikut tewas. Sementara lima orang lainnya selamat dari penyekapan yang dilakukan komplotan rampok.
Wartawan Suara.com kemudian bertemu petugas keamanan perumahan bernama Reza (23). Lokasi pos keamanan berjarak sekitar 15 meter dari rumah almarhum Dodi.
"Iya ini pos security baru dibangun mas, pasca kejadian di rumah almarhum Pak Dodi mas," kata Reza kepada Suara.com, Rabu (3/5/2017).
Reza mengatakan selama berjaga di situ belum melihat atau mendengar kejadian mistis.
"Ya, sampai sekarang saya jaga santai aja mas, nggak ada hawa - hawa takut atau yang aneh ya (mistis). Almarhum Pak Dodi juga baik kok orangnya. Ya nggak ada khawatir kalau jaga malam ya mas," ujar Reza.
Menurut Reza kalau yang meninggal orang baik tentunya tidak akan terjadi hal-hal aneh.
"Ya, kalau yang meninggal orang baik mungkin nggak ada yang aneh - aneh atau apa ya mas. Kalau yang jahat mungkin kali ya," Reza menambahkan.
Warga yang tinggal di sebelah rumah Dodi juga mengaku tidak ada yang aneh dari rumah itu pasca kejadian.
"Untuk tetangga di sekitar rumah, nggak ada yang merasa terganggu kok mas, atau dengar - dengar suara apa gitu dari rumah almarhum Pak Dodi. Ya, kalau ada juga pasti ngelapor sama security kan mas. Sampai sekarang aman - aman kok," kata Reza.
Motif kasus penyekapan yang disertai pembunuhan hari itu yaitu perampokan. Mereka disekap pada Senin (26/12/2017) dan baru ditemukan di kamar mandi pada Selasa (27/12/2016).
Otak pelaku perampokan Ramlan Butarbutar ditembak mati beberapa hari kemudian. Tiga rekannya, Ius Pane, Erwin Situmorang, dan Alfins Benius Sinaga berhasil ditangkap hidup-hidup.