Suara.com - Khotimah (51), warga DKI Jakarta, menangis saat mengadu ke Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Rabu (3/5/2017) pagi.
Ia adalah petugas penanganan prasarana dan sarana umum atau lebih beken disebut “pasukan oranye”, yang mengaku mendadak diberhentikan sepihak sebagai petugas harian lepas oleh lurah setempat.
Kepada Ahok, warga Semper, Cilincing, Jakarta Utara itu mengakui sudah tiga tahun bekerja sebagai pasukan oranye di Jakarta.
"Saya sudah tiga tahun PPSU di Dinas Kebersihan. Cuma tiba-tiba, kemarin, nama saya tidak ada (dari papan pengumuman)," ujar Khotimah sambil menangis di Balai Kota DKI, jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Bantah Sandiaga, Ahok: Parkir Meter Tekan 'Kebocoran' Dana Daerah
Selama tiga tahun, Khotimah bekerja di sekitaran kawasan kecamatan Kelapa Gading, Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Utara. Ia membersihkan wilayah itu dari pagi hari hingga petang.
Ia menuturkan sudah mengikuti tes perpanjangan kontrak dan masih diminta bekerja. Namun, namanya tidak tercantum dalam daftar nama-nama petugas yang lolos di kelurahan.
"Saya sedih, saya tidak lagi punya pekerjaan. Saya tidak bisa lagi bayar kontrakan. Gara-gara umur katanya," kata Khotimah.
Tangisan Khotimah kembali pecah saat menceritakan uang gajinya selama tiga bulan terakhir tak kunjung diberikan.
Ahok lantas memberikan selembar memo yang berisikan catatan agar dinas terkait segera menindaklanjuti.
Baca Juga: Ada yang Beda di Karangan Bunga untuk Ahok Hari Ini