Suara.com - Menemui warga dan menerima serta memberikan solusi terhadap persoalan yang diadukan mereka, menjadi rutinitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) setiap pagi di kantornya, Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Bahkan, lima bulan sebelum masa jabatannya habis, warga ibu kota yang datang mengadukan persoalannya ke Ahok justru semakin banyak.
Saking banyaknya, pemprov kekinian membatasi waktu dan jumlah warga yang ingin mengadu. Kebijakan sama juga diberlakukan kepada orang-orang yang sekadar ingin berfoto bareng Ahok.
Baca Juga: Ini Sebab Tempat Wisata Belitung Tak Punya Angkot
Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri Pemprov DKI Muhamad Mawardi, Selasa (2/5/2017), mengatakan, kebijakan tersebut mulai diberlakukan sejak Jumat (28/4) pekan lalu.
"Setiap hari, maksimal 30 warga akan diterima pengaduannya. Mereka dilayani sampai pukul 7.30 WIB. Sementara yang ingin berfoto, akan dilayani sampai pukul 08.30 WIB," tuturnya.
Mawardi menuturkan, pembatasan tersebut diberlakukan karena Ahok ingin menyelesaikan sejumlah program sebelum masa jabatannya habis, Oktober 2017.
Tampaknya, meski dibatasi, warga tak perlu mengkhawatirkan persoalannya terbengkalai. Pasalnya, Ahok mampu menyelesaikan masalah-masalah yang diadukan secara cepat.
Itu setidaknya tampak dari rekaman video Ahok saat menerima pengaduan warga. Dirinya, mampu menyelesaikan memberikan solusi kepada puluhan warga hanya dalam hitungan menit.
Baca Juga: Begini Persiapan KPK Hadapi Praperadilan Miryam
Dalam video yang direkam Dinas Komunikasi dan Informatika DKI tersebut, Ahok menerima dan mengeluarkan keputusan terkait persoalan 33 warga hanya dalam waktu 17 menit.
"Ini pak, saya ada persoalan KJP (Kartu Jakarta Pintar)," tutur seorang ibu dalam video itu.
"Oh, KJP, langsung daftar di sana, akan diselesaikan," tutur Ahok, menjawab sang ibu.
Sembari berjalan menuju pintu masuk kantornya, Ahok terus melayani pengaduan warga.
"Suami saya sakit pak. Mau berobat pakai BPJS, tapi masih ada tunggakan," tutur ibu lainnya.
"Berobatnya di (kamar rawat) kelas berapa?" tanya Ahok. "Kelas tiga pak," timpal si ibu. "Bayarin nih, ya, tolong urus ibu ini. Bayarin, pemprov yang menanggung kalau kelas tiga. Ibu ikut bapak ini ya. Salam buat bapaknya yang sakit, lekas sembuh," tutur Ahok.
Video Ahok menyelesaikan 33 persoalan warga hanya dalam waktu 17 menit tersebut, viral di media-media sosial.
William Liung, warganet, mengomentari video tersebut dengan memberikan perhitungan matematis mengenai jumlah persoalan warga yang mampu diselesaikan Ahok dalam sebulan.
"Jika 33 permasalahan rakyat selesai hanya dalam waktu 17 menit, diasumsikan 1 permasalahan selesai dalam waktu ±0.5 menit. Semisal 1 hari ada 33 masalah dikalikan 25 hari kerja = 825 masalah yang diselesaikan dalam waktu ±425 menit," terangnya.
Banyak pula warganet yang mengkhawatirkan, tradisi menemui dan menyelesaikan persoalan warga tersebut menghilang seusai Ahok dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, tak lagi bekerja di Balai Kota.
"Jujur, tidak sanggup menonton (video) sampai selesai, keburu air mata tumpah. Tak terbayang kalau Pak Ahok tak lagi ada di Balai Kota. Warga mau mengadu kemana," tulis Anna Raffa.
Ahok-Djarot dipastikan tidak lagi menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, per Oktober 2017. Sebab, mereka kalah dalam pertarungan dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang digelar hingga dua putaran, 19 Februari dan 19 April.
Selengkapnya, simak video ini: