Rok Selutut Dianggap Menggoda, Pecatur Putri Diusir dari Turnamen

Selasa, 02 Mei 2017 | 19:44 WIB
Rok Selutut Dianggap Menggoda, Pecatur Putri Diusir dari Turnamen
Ilustrasi perempuan bermain catur. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang remaja putri berusia 12 tahun harus diusir dan dikeluarkan dari sebuah turnamen catur Malaysia karena dianggap mengenakan pakaian "menggoda". Setidaknya demikianlah klaim dari pelatih sang atlet putri, yang kemudian memunculkan kemarahan publik terhadap panitia turnamen tersebut.

Federasi Catur Malaysia sendiri, pada Selasa (2/5/2017), menyatakan akan menyelidiki insiden itu, sembari membantah bahwa ada hal sensitif berbau religius terkait keputusan dikeluarkannya atlet remaja itu. Pihak federasi tampaknya berusaha keras meredam kegeraman publik dalam hal ini.

Dalam sebuah postingan di Facebook yang kemudian menjadi viral, pelatih Kaushal Khandhar mengatakan bahwa atletnya itu merasa "dilecehkan dan dipermalukan" usai dipaksa mengundurkan diri di tengah kejuaraan itu. Turmanen itu sendiri adalah Kejuaraan Catur Pelajar Nasional yang digelar pada 14 April lalu.

Dalam postingannya, Kamis (27/4) lalu, Khandhar menyebutkan bahwa sang atlet putri ditegur bahwa pakaiannya yang berupa rok selutut itu "menggoda dan mengundang (perhatian) dari sudut pandang tertentu di kejauhan". Khandhar pun mendesak pihak panitia untuk menyampaikan permohonan maaf atas tindakan itu.

Postingan sang pelatih kontan memunculkan reaksi hebat di media sosial. Rata-rata netizen mengutarakan kemarahan mereka atas kejadian itu, serta lebih jauh mempertanyakan apa ukurannya hingga panitia bisa menilai pakaian sang atlet tidak pantas.

Malaysia diketahui selama ini dikenal sebagai negara Muslim yang moderat, namun belakangan ada kekhawatiran bahwa negeri itu mulai beranjak jadi lebih konservatif.

"Saya kaget dan merasa terganggu dengan (kabar) bahwa pakaiannya menjadi masalah," ungkap Sieh Kok Chi, mantan Sekjen Dewan Olimpiade Malaysia, kepada AFP.

"Dia baru berusia 12 tahun. Tidak ada orang yang berhak menetapkan aturan buatan sendiri (kepadanya). Pejabat (organisasi) catur harus mengundurkan diri," desaknya lebih jauh.

Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Federasi Catur Malaysia, Nik Hishamuddin Nik Mustapa, kepada AFP mengatakan bahwa aturan berpakaian diterapkan karena turnamen itu sendiri digelar di sebuah sekolah negeri, yang menurutnya punya aturan berpakaian lebih ketat dibanding tempat lain.

"Kami akan mengadakan pertemuan dengan semua pihak yang terlibat untuk menyelesaikan masalah ini secara damai," tambahnya. "Kita kekurangan bakat catur di Malaysia saat ini. Kami ingin melihat bermunculannya para pemain (muda) yang bagus," ujarnya pula. [AFP]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI