Suara.com - Pemandangan beda terlihat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5/2017), siang. Beberapa kendaraan roda dua dan roda tiga memasuki kawasan elite tersebut.
Sepeda motor dan bemo tersebut bukan angkutan biasa. Alat transportasi ini tak lain adalah angkutan untuk membantu membuka jendela dunia. Kendaraan tersebut disulap menjadi perpustakaan umum. Tempat baca keliling.
Salah satunya merupakan Rumah Baca Sang Petualang. Taman bacaan ini digagas Wahyudi, warga Wonogiri, Jawa Tengah.
Pegiat literasi inspiratif ini menyediakan buku-buku bacaan untuk anak-anak di pelosok daerah Wonogiri.
Wahyudi membuat perpustakaan umum di Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Setiap hari, dia keliling kampung dengan sepeda motor yang telah dimodifikasi menjadi tempat bacaan.
"Biasanya jam tiga sore kami keliling ke pelosok yang jauh dari rumah baca. Ini kami lakukan untuk mensiasati supaya adik-adik yang di pelosok bisa membaca. Biasanya kami bawa 50 sampai 100 buku kalau keliling ke pelosok," kata Wahyudi.
Tujuan Wahyudi cuma satu. Membuat anak-anak kampung pintar dengan cara membaca buku. Membuka jendela dunia lewat buku.
"Kalau kampung kan anak-anak kecil biasanya di poskamling, begitu ada adik-adik yang ramai kami datangi," ujar dia.
Wahyudi mengatakan anak-anak dewasa sangat antusias memanfaatkan Rumah Baca Petualang.
"Kalau minatnya luar biasa, kalau dibilang minat baca masyarakat Indonesia kurang, itu menurut saya bukan minat yang kurang tetapi memang akses baca nggak ada. Begitu kami buat rumah baca keling, minatnya luar biasa," kata dia.
Kegiatan sosial Wahyudi merupakan inisiatif sendiri. Tidak ada sponsor atau pendana. Wahyudi ikhlas menjalaninya, meski tak ada yang membayar.
"Kami mandiri, saya kebetulan dulu jaga pos polisi di Monas (Jakarta). Jadi dua tahun lalu kami kumpulin gaji, beli-beli buku dan dapat sekitar 1.000 buku, terus sampai sekarang. Selain itu buku-buku juga ada bantuan dari teman-teman komunitas," tutur dia.
Diundang Presiden Joko Widodo
Wahyudi merupakan satu di antara pegiat literasi yang diundang Presiden ke Istana, hari ini. Presiden mengapresiasi para pegiat literasi. Mereka punya kepedulian terhadap masa depan bangsa dengan memfasilitasi anak-anak muda di daerah terpencil untuk mengakses buku-buku.
"Senang sekali pada siang hari ini saya bisa bertemu dengan bapak-Ibu dan saudara-saudara sekalian yang saya satu dua tiga sudah mendengar kisah perjuangan Bapak-Ibu semuanya. Terutama dalam mendorong, membuat masyarakat kita menjadi lebih pintar, menjadi lebih cerdas, membuat masyarakat kita menjadi lebih terbuka wawasannya dengan cara-cara memberikan bacaan, membaca buku," kata Jokowi dalam acara silaturahmi dengan para pegiat literasi inspiratif di Istana Negara.
Jokowi mengatakan daerah-daerah pelosok masih membutuhkan buku bacaan dan guru.
"Saya kira ini sebuah kegiatan yang memang di tempat manapun, daerah terpencil, yang di desa, di kampung-kampung ini sangat diperlukan sekali oleh anak-anak kita. Kalau saya ke daerah, ke desa atau kampung biasanya saya bagi-bagi buku. Itu pun tidak hanya buku tulis tetapi juga buku-buku mengenai cerita, dongeng dongeng rakyat yang saya berikan," ujar dia.
Jokowi memerintahkan menteri-menterinya untuk meningkatkan bantuan buku bacaan ke daerah-daerah.
"Sepulang ini nanti saya juga minta pak menteri untuk menambah oleh-oleh buku sebanyak-banyaknya. Dan saya senang sekali bahwa cara-cara menyampaikan buku-buku itu ada yang lewat perahu, dengan demo, ada yang dengan kuda, ada yang jualan jamu, macem-macem. Sangat bagus sekali karena ini memang diperlukan sekali, tidak hanya akses pendidikan pada anak-anak kita, tetapi pada akses baca buku-buku," tutur dia.