Tragedi Ciloto, Ayep Gamang Pilih Selamatkan Istri atau Bayinya

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 01 Mei 2017 | 19:40 WIB
Tragedi Ciloto, Ayep Gamang Pilih Selamatkan Istri atau Bayinya
Kecelakaan maut di Jalan Raya Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabuaten Cianjur, Jawa Barat, pukul 11.00 WIB, Minggu (30/4/2017) hingga tewaskan 12 orang.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ayep Ramdani gamang, ia harus menghadapi situasi bak petitih buah simalakama, setelah sang istri terluka parah dalam kecelakaan maut di Jalur Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Minggu (30/4/2017).

Ia harus memilih salah satu: sang istri atau si jabang bayi yang masih dalam kandungan.

Kalau Ayep memilih sang istri, Hanifah (29), maka dia dipastikan kehilangan si jabang bayi. Sebaliknya, kalau memilih si mungil, ia harus merelakan Hanifah pergi untuk selama-lamanya.

Baca Juga: Buruh Berusaha Jebol Kawat Berduri Terobos Kawasan Istana Merdeka

”Kata dokter, saya harus memilih di antara mereka berdua, bayi atau ibunya,” tutur Ayep di Rumah Sakit Umum Daerah Cimacan, Cianjur.

Situasi kecut yang dihadapi Ayep bermula ketika istrinya yang tengah hamil lima bulan ingin mengusir kesepian setelah ditinggalkannya untuk bekerja, Minggu pagi.

Sepeninggal Ayep, Hanifah membawa kedua anaknya mengunjungi warung kopi di pinggiran Jalur Puncak, milik saudaranya.

Ketika asyik bercengkerama, tanpa disadari, Bus pariwisata PO Kitrans melaju kencang tak terkenali. Bus tersebut menabrak satu mobil minivan, angkutan kota, empat peseda motor, dan warung kopi tempat Hanifah berada.

Hanifah beserta dua buah hatinya terpental. Sementara bus yang remnya blong itu terperosok ke jurang.

Baca Juga: Depak Hatton, PS TNI Tunjuk Ivan Kolev

Beruntung, ketika warga sekitar menemukannya, Hanifah masih bernafas meski mengalami luka parah.

Ia lantas dilarikan ke RSUD Cimacan untuk mendapat pengobatan.

”Tulang lehernya patah. Tangannya parah. Ada perdarahan di dalam dada hingga merendam jantungnya. Dan juga perutnya (si jabang bayi) kena,” tutur Ayep.

Setelah didiagnosis, dokter yang merawat mengatakan kepada Ayep bahwa sang istri harus segera dioperasi di RS yang berada di Kota Bandung untuk menyalamatkan jiwa.

Namun, dokter harus mendapat persetujuan Ayep sebagai suami, untuk memilih salah satu yang akan diselamatkan.

Ayep tak mampu menjawab  pertanyaan dokter. Ia lesu dan meninggalkan ruangan si dokter. Siapa pun pilihannya, tetap ada separuh dirinya yang hilang. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI