Serikat Buruh Sejahtera Indonesia mengingatkan jangan memanfaatkan buruh menjadi komoditas politik. Hal ini berdasarkan pengalaman pada masa kampanye pemilu, serikat buruh hanya dimanfaatkan untuk mendulang suara kandidat tertentu.
"Jangan jadikan buruh sebagai komoditi politik dalam percaturan politik terutama menjelang pemilu, pilkada, atau pemilihan presiden," kata Koordinator SBSI Baiq Ani dalam diskusi menjelang Hari Buruh Sedunia 1 Mei di Gedung Joang 45, Jakarta, Minggu (30/4/2017).
"Jangan jadikan buruh sebagai komoditi politik dalam percaturan politik terutama menjelang pemilu, pilkada, atau pemilihan presiden," kata Koordinator SBSI Baiq Ani dalam diskusi menjelang Hari Buruh Sedunia 1 Mei di Gedung Joang 45, Jakarta, Minggu (30/4/2017).
SBSI meminta organisasi buruh jangan mau diseret-seret untuk kepentingan politik. Ia mengajak serikat buruh fokus pada perjuangan meningkatkan kesejahteraan buruh yang sampai sekarang belum sepenuhnya dipenuhi pemerintah.
Organisasi buruh juga diajak untuk meningkatkan solidaritas untuk memperjuangkan nasib tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri.
"Organisasi buruh harus memperjuangkan nasib buruh supaya bisa lebih dan sejahtera. Kami juga mendesak pemerintah untuk melindungi para TKI di luar negeri," kata dia.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyarankan buruh meningkatkan daya tawar agar jangan gampang ditarik untuk kepentingan belaka. Misalnya, punya wakil di Parlemen.
"Saya menyarankan kalau memang rekan-rekan tidak mau menjadi komoditi politik, silakan berinteraksi dan bergabung di parpol. Sehingga rekan buruh bisa memperjuangkan nasibnya dari dalam," tutur Setyo.
Organisasi buruh juga diajak untuk meningkatkan solidaritas untuk memperjuangkan nasib tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri.
"Organisasi buruh harus memperjuangkan nasib buruh supaya bisa lebih dan sejahtera. Kami juga mendesak pemerintah untuk melindungi para TKI di luar negeri," kata dia.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyarankan buruh meningkatkan daya tawar agar jangan gampang ditarik untuk kepentingan belaka. Misalnya, punya wakil di Parlemen.
"Saya menyarankan kalau memang rekan-rekan tidak mau menjadi komoditi politik, silakan berinteraksi dan bergabung di parpol. Sehingga rekan buruh bisa memperjuangkan nasibnya dari dalam," tutur Setyo.