Suara.com - Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Agung Laksono meyakini bahwa ribuan karangan bunga bukan merupakan rekayasa melainkan bentuk ekspresi dukungannya kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dianggap zalim.
"Jelas bukan suatu rekayasa yang diorganisir, ini bentuk ekspresi mereka yang mungkin merasa bahwa jagoannya telah di zalimi, sehingga muncul kata-kata yang ada di sini," ujar Agung di Balai Kota, Jakarta, Jumat (28/4/2017).
Pernyataan Agung menanggapi soal Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menyindir soal kedatangan seribu karangan bunga ke Balai Kota Jakarta merupakan pencitraan murahan.
Karangan bunga tersebut datang usai penghitungan cepat yang menyatakan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot kalah di Pilkada DKI Jakarta
Baca Juga: Agung Laksono: Jakarta Kehilangan Ahok
Ia pun menegaskan ribuan karangan bunga merupakan spontanitas dukungan dari warga kepada Ahok -Djarot bukan pencitraan. Adapun karangan bunga tidak hanya dari Jakarta tapi dari luar Jakarta.
"Ini jelas spontanitas nggak ada rekayasa. Nggak ada pencitraan, ini datang sendiri. Saya kira ini adalah ekspresi masyarakat yang baik di Jakarta bahkan dari luar Jakarta juga ada," tandasnya.
Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN) Muhamad Mawardi mengatakan hingga sore ini, berdasarkan surat terima sudah ada 4.206 karangan bunga datang ke Balai Kota.
"Sampai sore ini sudah 4.206 yang kami terima lembar A5-nya," kata Mawardi.
Baca Juga: Perempuan Ini Buat "Pohon Harapan" dan Menolak Ahok Jadi Menteri