Solidaritas untuk Palestina, Mahasiswa Inggris Mogok Makan

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 28 April 2017 | 05:20 WIB
Solidaritas untuk Palestina, Mahasiswa Inggris Mogok Makan
Mahasiswa University of Manchester, Inggris, membentangkan poster, spanduk, dan bendera Palestina di kampus mereka. [Alamy]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak lima mahasiswa The University of Manchester, Inggris, menggelar aksi mogok makan sebagai solidaritas terhadap pejuang Palestina yang menjadi tahanan politik di penjara Israel.

Huda Ammori, pemimpin aksi Aksi, mengatakan mogok makan itu juga menjadi bentuk desakan internasional terhadap Israel.

”Kami bersolidaritas terhadap tahanan Palestina di penjara Israel yang juga melakukan aksi mogok makan. Aksi ini juga untuk mendesak pihak universitas untuk berhenti mendukung Israel,” tutur Huda, seperti dilansir Aljazeera, Kamis (27/4/2017).

Ia mengatakan, kelima peserta aksi tak bakal berhenti mogok makan sebelum pihak universitas memenuhi tuntutan mereka.

Baca Juga: Indonesia Pimpin Forum Maritim Asean+8

Huda menuturkan, universitas tempatnya berkuliah menunjukkan sikap yang mendukung pemerintahan agresor Israel.

Itu setelah universitas memberikan hukuman kepada dua mahasiswa yang mengikuti aksi boikot terhadap pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Selain itu, University of Manchester juga memunyai kontrak kerjasama serta berinvestasi di sejumlah perusahaan yang mendukung pemerintah rasial Israel seperti Caterpillar.

Aksi mogok makan mahasiswa tersebut mendapat dukung dari mahasiswa lain dan juga dosen. Selain melakukan aksi mogok makan, mereka juga menggalang petisi agar universitas membatalkan hukuman terhadap dua mahasiswa pro-Palestina.

Untuk diketahui, sejak pekan lalu, ribuan warga Palestina yang menjadi tahanan politik di penjara Israel melakukan aksi mogok makan.

Baca Juga: Eks Pemain Man City: Guardiola Lebih Buruk dari Pellegrini

Aksi itu untuk memprotes perlakuan sewenang-wenang dan brutal sipir penjara. Mereka juga menuntut adanya pelayanan kesehatan dan dibolehkan menerima kunjungan pihak keluarga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI