Suara.com - Presiden Joko Widodo mengeluhkan kemacetan di Jakarta. Hal itu disampaikan Jokowi ke gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di sela-sela acara Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbang) yang berlangsung kemarin di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.
"Sama kayak macet di Pancoran. Saya kemarin bertemu Jokowi, dibilang (Jakarta) macet," ujar Ahok saat menyampaikan kata sambutan di acara 'pengendalian penduduk solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jakarta' di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Ahok menjelaskan kemacetan di Jakarta karena pemerintah DKI secara bersamaan membangun infrastruktur jalan. Di antaranya pembangunan flyover Pancoran yang menyumbang kemacetan parah.
Terkait proyek flyover di Pancoran, Ahok mengatakan sudah diputuskan sejak tahun 2014 lalu. Saat itu, konsultan pembangunan pernah menyampaikan kepadanya dan Jokowi bahwa pembangunan FO jika dikerjakan sekaligus tanpa terputus, kemacetan bisa mencapai 80 persen.
Baca Juga: Urai Kemacetan, Gerbang Tol Karang Tengah Dihapuskan
"Saya bilang, kita yang putuskan kan Pak kemarin. Mau macet 80 persen, 60, 40 atau 20?. Kalau 20 persen, bangun pelan-pelan, tapi kalau pelan-pelan mobil tambah terus sama juga (macet)," katanya.
Selanjutnya, Jokowi ucap Ahok, juga menyinggung soal untung dan rugi dari pembangunan flyover Pancoran.
Ahok mengakui saat itu ia dan Jokowi sama sekali tidak memikirkan 'harga politik' di mana pembangunan FO Pancoran yang menyebabkan kemacetan parah berdampak pada politik mereka.
"Jokowi bilang kita ini nggak itung cost politik? Ini nggak ada keuntungan politiknya, kita lempeng saja untuk perbaikan. Kita sepakat membangun itu. Kita mending sekalian saja semua bangun LRT, MRT, underpass, biar aja lah Jakarta macet, nanti juga enak," kata Ahok.
Diketahui, adanya pembangunan FO di Pancoran sering di keluhkan masyarkat. Sebab, dari Pancoran menuju Jalan Gatot Subroto selalu macet parah saat jam kerja.
Baca Juga: Kantor Gubernur Provinsi Ini Pindah untuk Atasi Kemacetan