PDIP Tak Yakin Koalisi PKS Dengan Gerindra di Pilkada 2018 Awet

Rabu, 26 April 2017 | 14:30 WIB
PDIP Tak Yakin Koalisi PKS Dengan Gerindra di Pilkada 2018 Awet
Gerindra dan PKS umumkan usung Anies-Sandiaga di Pilkada DKI, Jumat (23/9/2016). [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan berkoalisi dalam sejumlah Pilkada 2018. Koalisi model begini disebut-sebut untuk mengulang kejayaan di Pilkada Jakarta 2017.

PDI Perjuangan beranggapan, mempertahankan sebuah koalisi dalam konstestasi Pilkada bukanlah perkara yang mudah. Sebab, setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga, kebutuhan koalisi juga akan berbeda.

"Tiap daerah punya karakter dan petanya masing-masing nggak bisa dilihat secara nasional seperti itu, di DKI Jakarta seperti itu, lalu di daerah seperti ini. Jadi nggak bisa (disamakan). Karena setiap daerah beda-beda," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira, di DPR, Jakarta, Rabu (26/4/2017).

Baca Juga: Pemuda Muhammadiyah Tunggu Tindaklanjut Laporan Kasus Ahok

Dia pun meyakini, mempertahankan sebuah koalisi untuk diterapkan dalam sebuah Pilkada tidak akan terjadi. Andreas mencontohkan, untuk di Flores, PDI Perjuangan berkoalisi dengan Gerindra. Padahal, PDI Perjuangan dan Gerindra merupakan rival di sejumlah Pilkada.

"Percaya deh, nggak bisa (mempertahankan koalisi). Kita sama-sama kok di Gerindra," kata Anggota Komisi I DPR ini.

Di sisi lain, Andreas menangakui banyak daerah yang mesti dipertahankan untuk menghadapi Pilkada serentak 2018. PDI Perjuangan, kata dia, akan memprioritaskan daerah yang memiliki calon petahana dari kadernya sendiri. Atau, tambahnya, daerah yang PDI Perjuangan menang dalam Pileg 2014.

"Incumbent kita pertahankan kayak Jawa Tengah, Kalbar, Lampung, NTT, dan daerah Pileg PDI Perjuangan menang seperti Jawa Barat peluang menang tinggi," kata dia.

"Ini kan pengalaman Pilkada DKI Jakarta, antara figur dan mesin partai harus nyambung dengan akseptabilitas di masyarakat," tambah dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI