Dikabarkan Maju di Pilgub Jatim, Ini Jawaban Khofifah

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 26 April 2017 | 12:15 WIB
Dikabarkan Maju di Pilgub Jatim, Ini Jawaban Khofifah
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (bawah). [Dok Kementerian Sosial]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat menguatkan kecintaan terhadap bangsa Indonesia melaui lantunan doa, dzikir dan shalawat yang dipimpin Ulama Baghdad Maulana Syekh Afifuddin Abdul Qodir bin Mansyuruddin Aljailani Albaghdadi bertempat di Jemursari, Surabaya, Jawa Timur, Senin (24/5/2017).

"Mari kita doakan agar Indonesia senantiasa aman, masyarakatnya hidup harmonis di tengah keberagaman dan perbedaan yang ada. Perkuat toleransi dan saling hormat-menghormati," kata Khofifah.

Bergamis putih dan berkerudung putih, Khofifah membaur bersama peserta doa bersama. Lebih dari 10.000 peserta hadir dalam kegiatan yang berlangsung di kediaman Khofifah diJalan Jemursari VIII nomor 24, Wonocolo, Surabaya. Doa bersama untuk bangsa ini sebelumnya diawali Haul almarhum Indar Parawansa yang merupakan suami Khofifah.

"Hari ini kita harus banyak munajat supaya Allah memberikan anugerah rasa aman, ketentraman, kedamaian, persatuan, kesatuan, persaudaraan. Mari kita kuatkan rasa cinta pada bangsa, mari dengan ikhlas kita mendoakan agar negeri ini aman dan damai penuh persaudaraan," tutur perempuan nomor satu di PP Muslimat NU ini.

Baca Juga: Khofifah Diisukan Mau Mundur Demi Jatim 1, JK Baru Dengar

Ditambahkan Khofifah, doa bersama kali ini terasa sangat istimewa karena kehadiran Maulana Syekh Afifuddin Abdul Qodir bin Mansyuruddin Aljailani Albaghdadi. Beliau merupakan cucu ke-19 dari Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA.

"Beliau adalah salah satu ulama dunia yang begitu banyak dimuliakan di berbagai negara. Beliau hadir bersama-sama kita untuk mendoakan bangsa kita supaya penuh damai, diberikan keselamatan, kesejahteraan kepada masyarakatnya," paparnya.

Sementara itu pada awal kegiatan sempat terhenti sekitar lima menit karena ustad Jakfar Abdul Rahman yang didaulat membacakan ayat-ayat suci Al Qur'an tiba-tiba suaranya semakin lirih dan tubuhnya terus merunduk seperti akan sujud, kemudian tak sadarkan diri. Ustad Jakfar kemudian dibawa ke rumah sakit yang berlokasi tak jauh dari lokasi kegiatan, namun nyawanya tak tertolong dan dokter menyatakan beliau meninggal dunia.

"Tadi sudah dibacakan Al Fatihah khusus kepada ustad Jakfar Abdul Rahman. Tadi anak saya yang saya minta mengantar ke rumah sakit dan mengurus semuanya. Insya Allah setelah maghrib saya ke sana (rumah duka, red)," tutur Khofifah.

Dikatakannya, ustadz Jakfar adalah tetangga sejak lama di Surabaya. Hampir setiap perhelatan besar Khofifah selalu memintanya membacakan Al Qur'an. Setiap membaca Al Qur' an nampak sangat khusyuk dan menghayati. Sekitar satu bulan lalu ustad Jakfar sempat dirawat karena serangan jantung.

"Beliau adalah ahli Quran dan wafat saat membaca Al Quran. Semoga khusnul khotimah," ujarnya lirih.

Dalam kenangan Khofifah, pria berusia 60 tahun tersebut yang ditunjuk membacakan Al- Qur'an saat pembukaan Muktamar NU di Situbondo tahun 1984.

"Surat yang dibaca saat doa bersama tadi adalah surah Al Mulk, sama seperti saat pembukaan Muktamar di Situbondo. Saya sedang menghayati ayat kedua tadi dimana di situ disebutkan Allah yg menciptakan kematian, kehidupan, dan bagaimana kita supaya bisa melakukan sesuatu untuk bisa mendapatkan amal sebaik-baiknya," katanya.

Fokus Tugas Kementerian Sosial

Usai doa bersama, sejumlah jurnalis memberondong Khofifah dengan sejumlah pertanyaan tentang santernya pemberitaan Pilkada Jawa Timur 2018. Dalam kesempatan tersebut Mensos menegaskan saat ini dirinya berfokus pada tugas-tugas di Kementerian Sosial.

Sebagai Menteri Sosial, ia berusaha menjalankan tugas sebaik-baiknya membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin.

Mensos juga mengimbau semua pihak khususnya rekan-rekan media untuk terus menyuarakan dan menginformasikan upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan khususnya di Kementerian Sosial.

"Tahun depan (2018) kita akan memasuki era dimana bansos PKH diberikan kepada 10 juta keluarga penerima manfaat. Untuk Rastra, akan diberikan secara non tunai atau dialihkan ke Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk 10 juta penerima manfaat. Jadi penerima PKH juga akan menerima BPNT.

Apalagi, lanjutnya, tahun depan sejumlah bansos dan subsidi seperti listrik dan pupuk akan diintegrasikan dalam Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang didalamnya telah terdapat bansos PKH dan BPNT.

Dengan adanya komplementaritas bantuan sosial kepada keluarga penerima manfaat, lanjutnya, akan meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga penerima manfaat.

"Agar mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga gini ratio antara warga negara yang berada pada level bawah dan level atas tidak terlalu jauh kesenjangannya," ujar Mensos optimistis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI