Suara.com - Presiden RI Joko Widodo meminta setiap ulama berperan aktif menyatukan rasa persaudaraan antarumat beragama di Indonesia. Sebab, keberagaman suku, agama, ras, dan golongan merupakan anugerah Allah SWT.
"Dengan begitu, hubungan sesama manusia menjadi harmonis, penuh solidaritas karena melampaui sekat-sekat geografis, sekat-sekat bahasa dan sekat-sekat golongan," kata Jokowi, saat menghadiri Peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (25/4/2017).
Dia meyakini, kalau mampu mengedepankan semangat kebersamaan dan toleransi, Indonesia bisa menjadi panutan seluruh negara di dunia.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga memberikan kuis berhadiah sepeda kepada para santri. Lima pertanyaan dapat dijawab secara baik oleh santri. Kelima pertanyaan itu masing-masing tentang nama tujuh suku, tujuh pulau, tujuh provinsi, tujuh kota/kabupaten dan menyebutkan Pancasila.
Baca Juga: Kapolri: Kita Terlalu Sibuk Persoalkan Perbedaan
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, peringatan Isra Mi'raj tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Biasanya, peringatan itu digelar di Istana Negara Jakarta, dan hanya dihadiri oleh pejabat negara, ketua lembaga negara, dan duta besar negara-negara sahabat.
"Tidak dilakukan di Istana Negara karena presiden menghendaki agar bisa lebih dekat dengan masyarakat, lebih dekat dengan pondok pesantren," kata Lukman.