Suara.com - Ketua DPP Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan kewenangan reshuffle atau perombakan kabinet menjadi hak prerogatif Presiden. Namun, Johnny mengatakan, bila pun terjadi reshuffle, menteri yang masuk harus memiliki chemistry dengan Presiden Joko Widodo.
"Jangan lupa, yang paling penting, chemistry. Bagaimana bekerja sama secara chemistry. Apalagi Presiden kita orang Jawa, jadi ada simbol-simbol itu harus bisa dipahami dan dimengerti orang," kata Jhonny di DPR, Jakarta, Selasa (25/4/2017).
Di sisi lain, Partai Nasdem selaku partai pendukung pemerintah akan terus mendukung dan memastikan pembangunan yang menjadi program presiden supaya berjalan dengan baik.
"Apalagi Nasdem sudah menyampaikan akan mendukung lagi Jokowi (2019). Makanya kami memastikan presiden berhasil di masanya (nanti). Supaya program presidem bisa berjalan dan leadershipnya efektif di kabinet, tentu kalo presiden merasa ada yang perlu direshuffle baik diganti atau digeser kami dukung sepenuhnya," tutur dia.
Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet, Sandiaga Uno Dukung Ahok Jadi Menteri
Isu reshuffle kabinet menguat setelah di acara Kongres Ekonomi Umat yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia, Sabtu (22/4/2017), yang berlangsung di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jokowi menyinggungnya.
"Kalau tidak selesai, ya, pasti urusannya akan lain. Bisa diganti. Ya, saya blak-blakan saja, dengan menteri juga begitu. Bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot, dan yang lain-lainnya," kata Jokowi.