Perempuan di Pakistan Jaga Anaknya dari Paham Radikal

Selasa, 25 April 2017 | 18:24 WIB
Perempuan di Pakistan Jaga Anaknya dari Paham Radikal
Warga berkerumun menyaksikan puing-puing kendaraan dan bangunan di lokasi ledakan bom di wilayah Parachinar, Pakistan, Jumat (31/3/2017). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Situasi perang saudara di Pakistan menyebabkan perempuan di sana menjadi ujung tombak menjaga keturunannya dari pengaruh radikalisme. Ledakan bom bunuh diri intoleran jadi ancaman nyata di sana.

Kisah itu diceritakan Ulama Perempuan Pakistan, Mossarat Qadeem di Seminar Internasional Ulama Perempuan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat, Selasa (25/4/2017). Mossarat mengatakan peran perempuan saat ini di Paksitan sangat berat.

“Karena mereka tercerabut dari akarnya. Mereka yang seharusnya bisa mengembangkan keluarganya, kini mereka harus merawat para korban perang,” kata Mossarat di seminar itu.

Perempuan Pakistan sering kali mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan, bahkan menjadi korban bom bunuh diri. Dalam situasi dan kondisi seperti ini mereka menjadi bingung.

Baca Juga: Cerita Sulitnya Menjadi Ulama Perempuan di Arab Saudi

“Lantas kebanyakan dari mereka bertanya kepada maulananya tetapi tidak jarang maulananya justru menginfiltrasi mereka dengan paham-paham radikal,” jelas dia.

Khusus kaum ibu di sana menjadi agen perubahan yang positif agar anak-anaknya tidak terlibat dalam radikalisme. Caranya dengan melakukan kegiatan kreatif sehingga mereka bisa belajar dan diakui.

“Tetapi pekerjaan kami mengandung risiko karena kami ingin mengubah mindset di masyarakat,” ceritanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI