Suara.com - Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mendukung sistem e-budgeting untuk mengamankan RAPBD dan APBD dari tangan-tangan jahat yang diterapkan pemerintah Jakarta dibawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
"Intinya apa yang diterapkan sekarang oleh pemda, pasti akan kami tingkatkan," kata Anies di posko Anies-Sandiaga, Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/4/2017).
Anies belum bisa bicara lebih jauh mengenai sistem anggaran. Pasalnya, dia belum dilantik menjadi gubernur Jakarta.
"Cuma sekarang, kan kami masih nunggu keputusan KPUD," kata Anies.
Anies memastikan semua program kerja yang dia dan Sandiaga tawarkan ketika kampanye akan direalisasikan.
Jika yang telah dilakukan Ahok-Djarot baru sekitar 50 persen, pasangan Anies-Sandiaga akan bekerja 100 persen.
"Kalau Pak Ahok segini, ya kita seginilah," kata Sandiaga sambil memperagakan tangan kiri di bawah dan tangan kanan di atas.
Sistem e-budgeting yang diterapkan Ahok menjadi pembicaraan akhir-akhir ini, setelah pertemuan Ahok dengan Anies pada Kamis (20/4/2017) di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Ternyata, Ahok melakukan lock APBD Jakarta melalui system triple password. Sistem ini diciptakan untuk pengamanan APBD agar jangan terlalu gambang diutak-atik untuk tujuan jahat atau korupsi.
Sistem triple password sudah ada MoU dengan tiga lembaga, pemerintah Jakarta, BPK, dan KPK.
Sistem tersebut memiliki tiga password yang terintegrasi antara pemerintah Jakarta, BPK, dan KPK.
Kabarnya, salah satu tujuan Ahok mengundang Anies sehari setelah pilkada untuk memperkenalkan sistem tersebut. Dengan demikian, jika Anies ingin tetap menjalankan sistem tersebut, dia tidak terlalu sulit menyinkronkan dengan program kerja.