Suara.com - Ketua Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Golkar, Yorrys Raweyai mencatat saat ini elektabilitas partainya tengah turun. Tingkat keterpilihan Golkar sempat naik saat mendukung Joko Widodo maju ke Pilpres 2019.
Namun setelah Ketua Umum Golkar Setya Novanto disebut menerima suap proyek e-KTP, pamor Golkar turun. Makanya, di internal partai yang menjadi 'raja' di era orde baru itu tengah mewacanakan perbaikan partai.
"Terkait adanya kasus e-KTP ini justru relatif stagnan, bahkan cenderung turun," katanya dalam diskusi bertajuk 'Partai Politik dan Budaya Korupsi' di Puri Denpasar Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/4/2017).
Deklarasi dukungan kepada Jokowi saat itu salah satu strategi partai untuk memulihkan diri dari perpecahan sebelumnya. Namun, dengan adanya peristiwa yang menyerang pimpinan tertinggi partai berlambang pohon beringin tersebut, Golkar pun harus memikirkan strategi baru.
Baca Juga: Novanto di Korupsi e-KTP, Yorrys Raweyai Usul Penyelamatan Golkar
"Kita akan buat dan pikirkan kembali strategi kita sendiri untuk menaikkan kembali jumlah pemilih atau elektabilitas Golkar kembali, kita harus pikirkan dengan sangat baik terlebih kan sekarang nama ketua umum yang disangkut pautkan (dengan e-KTP). Kita harus pikirkan langkahnya dengan sangat baik agar tidak menimbulkan pengaruh, baik ke internal maupun eksternal partai," kata Yorrys.
Dan untuk mengahdapi hal tersebut, Yorrys tidak terlalu khawatir. Dia menyakini, internal partainya bisa mengatasi hal tersebut.
"Tapi itu biarlah urusan kami internal partai, kami minta doa restunya saja," katanya.