Pemahaman "zonder pretensi", tanpa pamrih, tanpa kepentingan selain revolusi itulah yang membuat dan menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar: menerjemahkan Al-Quran ke dalam Bahasa Jawa.
Sejak itulah bangsa Indonesia berkesempatan untuk dapat mempelajari tafsir Al-Quran secara lebih hakiki sesuai dengan bahasa yang dipahami.
Fakta itu pula yang menunjukkan betapa potensi perempuan begitu besar hingga mampu mengubah cara berpikir orang menuju sesuatu yang semestinya lebih mudah dan lebih baik.
Potensi perempuan tersebut, juga yang disadari dalam konsep kekinian oleh Presiden Joko Widodo, misalnya, dengan memberikan begitu banyak kesempatan kepada perempuan untuk memimpin.
Baca Juga: Man City Keok Lagi, Kali Pertama Guardiola 'Puasa' Gelar
Menurut dia, justru lebih enak bekerja dengan perempuan ketimbang laki-laki sehingga dalam kabinetnya kini ada sembilan menteri perempuan yang menempati pos-pos penting.
Bahkan, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah menteri perempuan terbanyak di dunia.
"Indonesia yang kita cintai bisa menjadi seperti sekarang karena adanya peran perempuan," kata presiden.
Menarik Perhatian
Fakta yang menarik tentang Kartini adalah, ia menjadi perhatian sejumlah tokoh dari luar negeri. Wakil Presiden Amerika Serikat Michael R Pence, misalnya dalam kunjungannya ke Indonesia, sempat menanggapi soal tokoh Kartini sebagai contoh yang baik bagi Indonesia dalam menghargai kesetaraan perempuan.
Baca Juga: Gempa 5,4 SR Guncang Kabupaten Tasikmalaya Senin Dini Hari
"Kartini adalah perempuan hebat, dan Indonesia merupakan negara yang baik bagi kami dalam menghargai kesetaraan perempuan," katanya.