Anggota DPR dan DPRD Baku Tendang di Pemakaman Umum

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 24 April 2017 | 02:07 WIB
Anggota DPR dan DPRD Baku Tendang di Pemakaman Umum
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Hanura Mukhtar Tompo. [Suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPR RI Mukhtar Tompo dan anggota DPRD Sulawesi Selatan Syamsuddin Karlos terlibat percekcokan di sebuah pemakaman di Kampung Bungloe, Desa Bontomate'ne, Kecamatan Turatea, Kabupaten Takalar, Sulsel, pada Minggu (23/4/2017).

Insiden itu terjadi saat keduanya turut mengantar jenazah Wakil Wali Kota Makassar Supomo Guntur yang akan dimakamkan di pemakaman tersebut.

Saat dikonfirmasi oleh Antara pada Minggu, Mukhtar mengatakan cekcok yang berujung saling tendang itu berawal dari perdebatan soal proyek pembangunan waduk Kelara Kareloe di Kabupaten Gowa, Sulsel.

"Saya memang lebih muda dari dia (Syamsuddin Karlos), tapi saya menganggap saya lebih dewasa," kata Mukhtar yang sekarang duduk di Komisi VII DPR RI itu.

Menurut versi Mukhtar, yang berasal dari fraksi Hanura, insiden tersebut bermula ketika dirinya hendak memasuki areal pemakaman.

"Awalnya itu, saya dipanggil sama teman dan diajak berbincang. Ada juga Karlos di situ dan kemudian Karlos bilang ke saya kalau saya ini tidak paham mengenai waduk Kareloe. Saya paparkan semua hasil kunjunganku dan setelah itu saya diserang sama Karlos dan saya membalasnya. Banyak saksi kok yang lihat itu," beber dia.

Ia mengklaim secara refleks membalas perlakuan Karlos yang berasal dari Partai Amanat Nasional. Karlos, kata Mukhtar, ingin menampar dan menendangnya.

"Dia menendang saya dan saya refleks membalasnya dan menendangnya juga. Setelah itu sudah banyak warga yang melerai kita," ucapnya.

Mukhtar kemudian mengatakan berharap peristiwa itu tidak lagi diperpanjang dan ia mengaku telah memaafkan perlakuan dari sejawatnya tersebut.

Sementara itu, anggota DPRD Sulsel Syamsuddin Karlos justru mengaku jika insiden yang terjadi itu karena didahului oleh tindakan tidak terpuji dari Mukhtar Tompo.

Ia bahkan mengaku jika dirinya tersulut emosi karena Mukhtar melontarkan perkataan tidak pantas untuk didengar yang kemudian membuat dirinya naik pitam.

Karlos juga membantah dirinya melakukan penyerangan terhadap Muhtar Tompo seperti diucapkannya dalam beberapa pemberitaan yang menyebut jika dirinya ditampar dan ditendang.

REKOMENDASI

TERKINI