Mabes Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) merasa gerah dengan isu tuduhan keterlibatan TNI dalam serangkaian upaya makar terhadap Presiden Joko Widodo. Tuduhan ini muncul dalam berita yang dimuat di media online tirto.id tanggal 19 April 2017 yang berjudul “Investigasi Allan Nairn : Ahok Hanyalah Dalih Untuk Makar”.
"Isu berita tersebut adalah tidak benar atau hoax," kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/4/2017) melalui keterangan resmi.
Lebih lanjut, Mayjen TNI Wuryanto menyatakan bahwa isi berita yang dimuat di media online tirto.id tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Mestinya, penulis dan pihak tirto.id sebelum merelease berita tersebut mengkonfirmasi dulu ke pihak TNI.
“Dari pemberitaan tersebut, Mabes TNI akan mengambil langkah hukum dengan membuat laporan kepada Kepolisian RI agar diusut dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Baca Juga: Panitia Klaim 'Tamasya Al Maidah' Bukan untuk Makar
Sebagaimana diketahui, muncul tulisan berita yang dimuat di media online tirto.id tanggal 19 April 2017 yang berjudul “Investigasi Allan Nairn : Ahok Hanyalah Dalih Untuk Makar”. Dalam tulisan tersebut, Alan mengakui mendapat kesaksian dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen.
Allan memaparkan bahwa rekan-rekan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Indonesia telah bergabung bersama para tentara dan preman jalanan yang terindikasi berhubungan dengan ISIS dalam sebuah kampanye yang tujuan akhirnya menjatuhkan Presiden Joko Widodo. Menurut beberapa tokoh senior dan perwira militer dan intelijen yang terlibat dalam aksi yang mereka sebut sebagai "makar", gerakan melawan Presiden Jokowi diorkestrasi dari belakang layar oleh beberapa jenderal aktif dan pensiunan.
Pendukung utama gerakan makar ini termasuk Fadli Zon, Wakil Ketua DPR-RI dan salah satu penyokong politik Donald Trump; dan Hary Tanoesoedibjo, rekan bisnis Trump yang membangun dua Trump Resort, satu di Bali dan satu di dekat Jakarta (di Lido, Jawa Barat).
Laporan tentang gerakan menjatuhkan Presiden Jokowi ini disusun berdasarkan sejumlah wawancara dan dilengkapi dokumen dari internal tentara, kepolisian, dan intelijen yang mengaku ia peroleh di Indonesia. Allan juga mengakui memperoleh dokumen Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang dibocorkan Edward Snowden. Banyak sumber dari dua belah pihak yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya dengan alasan kekhawatiran atas keselamatan mereka.