Suara.com - Markas Besar Polri menyesalkan terjadinya kasus penembakan yang dilakukan Brigadir K terhadap warga yang berada di dalam mobil Honda City nomor polisi BG 1488 ON di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Tindakan Brigadir K menewaskan ibu rumah tangga bernama Surini (54) dan melukai anggota keluarga yang lain.
"Prinsipnya, kami menyayangkan peristiwa yang terjadi. Kami juga menyesali. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (20/4/2017).
Rikwanto mengatakan Polri akan menanggung semua biaya pengobatan lima korban di rumah sakit serta memberikan santunan kepada yang ditinggalkan.
"Kami menanggung semua biaya berobat sampai penyembuhan hingga sehat dan turut bela sungkawa korban yang meninggal. Melakukan upaya pendekatan terhadap pihak keluarga," kata Rikwanto.
Kasus tersebut terjadi pada Selasa (18/4/2017). Versi polisi, ihwal kasus tersebut ketika anggota Polres Lubuk Linggau melakukan operasi cipta kondisi di Jalan H. M. Soeharto, Kelurahan Simpang Periuk, Lubuk Linggau Selatan II.
Rikwanto mengatakan mobil sedan BG 1488 ON tersebut ketika diminta berhenti, bukannya berhenti, malah melaju kencang.
"Hampir menabrak tiga petugas yang sedang razia," kata Rikwanto.
Kawasan Lubuk Linggau selama ini dikenal banyak terjadi kasus begal.
Polisi pun menaruh curiga pada orang yang berada di dalam mobil sedan tersebut. Polisi pun melakukan pengejaran untuk memastikannya.
"Dikejar. Lalu dikasih tembakan peringatan ke ban. Tapi nggak berhenti. Dikejar lagi sampai kemudian disalip, baru berhenti," kata Rikwanto.
Meskipun dihadang, tidak ada tanda-tanda orang yang berada di dalam mobil ke luar untuk menunjukkan diri. Polisi makin curiga dan berasumsi ada pelaku kriminal di dalamnya, sampai akhirnya anggota menembak lagi.
Kaca mobil sedan tersebut, kata Rikwanto, gelap.
Kemudian, polisi membuka pintu mobil. Di dalamnya ternyata satu keluarga. Surini meninggal dunia terkena timah panas.
Warga bernama Dewi Alina (40 tahun) mengalami luka tembak di bagian lengan kiri, Novianti (30) tertembak di bagian lengan kanan, bocah bernama Genta (2) luka di bagian kepala setelah terserempet peluru, Indra (33) luka kena peluru di tangan kiri, Gatot alias Diki (30) yang merupakan supir juga kena tembakan di tangan bagian kiri. Sementara Margo dan Galih (7) selamat.
Polri bertanggungjawab atas kasus tersebut.
Saat ini, Polda Sumatera Selatan sedang melakukan investigasi. Investigasi dimulai dari proses razia sampai terjadinya penembakan.
"Dari razia kami dapat keterangan bahwa razia sudah sesuai ketentuan, misalnya ada papan razia di lokasi. Dari penyelidikan sementara, didapatkan keterangan bahwa penembakan dilakukan terlalu cepat. belum muncul ancaman petugas pada waktu itu," kata Rikwanto.
Rikwanto juga menjelaskan profil mobil sedan tersebut.
"Ya, memang mobil itu pelatnya bukan pelat mobil tersebut. Jadi itu bukan pelat asli. Ini yang buat mereka menghindari razia. Pelat Honda City hitam itu, bukan pelatnya. Itu pasangan saja," ujar Rikwanto.
Menurut data Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Polda Sumatera Selatan, nomor pelat nomor polisi mobil sedan itu tidak terdaftar.
"Waktu dicek di samsat polda sumsel nggak ada (plat nomor polisi). Setelah olah TKP ditemukan mobil itu dari Jakarta ada STNK - nya, meskipun sudah mati. Pengemudi juga tidak miliki surat izin mengemudi. Patut diduga menghindari razia itu," ujar Rikwanto.