Suara.com - Sudah sepuluh hari kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan diusut polisi masih menjadi misteri. Polisi masih menganalisis alat bukti dan mendalami keterangan saksi, tapi belum menunjukkan titik terang.
Keterangan Novel kemungkinan akan membantu polisi untuk melacak profil dua eksekutor lapangan yang menyiramkan air keras ke wajah Novel pada pagi buta itu.
Saat ini, Novel masih menjalani perawatan mata di salah satu rumah sakit di Singapura. Apakah Novel sudah diperiksa?
"Belum bisa kami periksa (Novel). Kami kan masih tunggu keterangan dokter apa sudah bisa diperiksa atau masih pengobatan. Namun itu semua keputusan dokter yang merawat di Singapura," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (20/4/2017).
Keadaan Novel belum memungkinkan bagi penyidik untuk memeriksanya.
Rikwanto mengatakan Novel sekarang ini mendapatkan penjagaan ketat dari aparat keamanan.
"Di sana kami amankan juga kerja sama dengan kepolisian singapura. Ada yang melekat," ujar Rikwanto.
Hasil pemeriksaan closed circuit television di sekitar tempat kejadian perkara rupanaya belum banyak membantu penyidik untuk mengidentifikasi pelaku.
"Hasil gambarnya sangat tergantung sudut arah CCTV. Cuaca, siang, malam sore. Analisis gambar masih didalami," ujar Rikwanto.
Novel diserang menggunakan cairan asam sulfat usai salat subuh berjamaah di Masjid Jami Al Ihsan, Jalan Deposito, Perumahan Bank Bumi Daya, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Untuk mengungkap kasus tersebut, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah membentuk tim khusus. Tim independen pencari fakta yang dikoordinir Kontras sekarang juga sedang bekerja.