Suara.com - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto didorong kadernya untuk kembali maju sebagai calon presiden (capres), pada Pemilihan Umum 2019.
Permintaan tersebut semakin menguat, setelah “jago” partai berlambang kepala Burung Garuda itu di Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan-Sandiaga Uno diprediksi menang.
"Kami dan masyarakat tentu berharap Prabowo tetap sehat dan bisa maju untuk Pemilu 2019. Kalau Pak Prabowo yang terpilih menjadi pemimpin nasional, Indonesia menjadi kuat, lebih terhormat dan bermartabat," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon di DPR, Kamis (20/4/2017).
Baca Juga: Anak Buah Tembaki Warga, Kapolres Lubuklinggau Harus Diperiksa
Namun, ia mengakui masih banyak persyaratan –terutama mengenai partai politik pengusung—yang harus terpenuhi sebelum Prabowo menyatakan bersedia menjadi peserta Pemilu 2019.
"DPR masih menunggu undang-undangnya (penyelenggaraan Pemilu) selesai. Tapi aspirasi dari bawah memang menginginkan Pak Prabowo menjadi capres. Tapi, Pak Prabowo sendiri belum menjawab," tuturnya.
Meski begitu, Fadli membantah Pilkada DKI menjadi ajang 'pemanasan' sebelum Pilpres 2019. Apalagi banyak yang mengaitkan Anies sedang dipersiapkan menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo.
"Belum, belum, belum. Pak Anies berkomitmen fokus pada Jakarta. Ya tentu bisa menuntaskan selama lima tahun untuk memperbaiki Jakarta," terangnya.
Terpisah, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan, Pilkada Jakarta bukanlah modal untuk pemenangan Prabowo dalam Pilpres 2019 nanti.
Baca Juga: Singkirkan Barca, Bonucci: "Tidak Ada Tim yang Ingin Lawan Juve"
Ia menegaskan, modal awal Prabowo menjadi calon presiden adalah mendirikan Partai Gerindra.