Suara.com - Adu mulut antara calon pemilih dengan petugas keamaan sempat terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03, Hotel Dharmawangs, Pulo, Kebayoran Baru, tempat Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menggunakan hak pilih, Rabu (19/4/2017).
Insiden tersebut terjadi lantaran seorang warga yang hendak mencoblos pada putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, menilai petugas keamanan terlalu berlebihan menjaga TPS tersebut.
Pantauan Suara.com, pengamanan di pintu gerbang hotel tersebut diperketat sekitar setengah jam sebelum Wapres JK datang, pukul 10.26 WIB.
Saking ketatnya, warga yang hendak mencoblos tidak diperbolehkan masuk ke ruang tunggu TPS oleh panitia.
Baca Juga: Djarot Siap Kalah-Menang dan Terima Hasil Pilkada Jakarta
Namun, pelarangan tersebut ternyata tidak diberlakukan kepada semua warga. Sejumlah orang tampak masih bisa masuk ke TPS. Sementara sebagian besar dari mereka tetap tertahan di luar.
Salah satu yang masih bisa masuk ialah Founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim.
Seorang warga yang kedapatan dilarang masuk ke ruang tunggu TPS lantas tampak meluapkan amarah kepada panitia.
"Kenapa? Jadi saya tidak boleh milih? Semua di sini sama, semua warga," kata perempuan itu.
"Saya dulu waktu pemilu presiden boleh saja tuh masuk ke dalam (TPS). Di dalam duduk sama jenderal. Kenapa sekarang tidak boleh?" cecarnya.
Baca Juga: Massa Berpakaian Serba Putih Diusir dari TPS BJ Habibie
Adu mulut itu tidak berlangsung lama. Panitia lantas membolehkan perempuan itu masuk.
Perempuan itu sendiri, merujuk informasi panitia TPS, diketahui bernama belakang Makarim. Meski bernama belakang sama dengan Nadiem Makarim, belum diketahui hubungan keduanya.