Mensos Serahkan Santunan Bagi Korban Longsor Ponorogo

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 18 April 2017 | 14:44 WIB
Mensos Serahkan Santunan Bagi Korban Longsor Ponorogo
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberi santunan pada keluarga korban longsor di Ponorogo, Jawa Timur. [Dok Kementerian Sosial]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan santunan senilai total Rp430.000.000 kepada ahli waris korban meninggal dan korban luka berat dalam bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Penyerahan santunan dan bantuan perlengkapan salat, Al Quran, dan tasbih berlangsung di Pendopo Kecamatan Pucung, Kabupaten Ponorogo, Senin malam (17/4/2017).

Sebanyak 28 ahli waris mendapatkan santunan masing-masing Rp15.000.000 dan 2 korban luka berat masing-masing mendapat santunan Rp5.000.000. Suasana haru dan khidmat mewarnai proses penyerahan santunan yang dirangkai dengan doa bersama itu.

Mensos yang didampingi oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni tampak larut dalam suasana duka. Beberapa kali Khofifah menyeka air mata saat berbincang dengan keluarga korban. Untuk beberapa saat lamanya, mereka duduk bersila mengelilingi Mensos seraya mencurahkan perasaan dan kesedihan karena kehilangan sejumlah anggota keluarga.

"Kamu harus kuat, tegar dan pelan-pelan bangkit kembali dari kesedihan. Adik-adik perlu bimbingan dan disemangati agar bisa kembali ke sekolah dan melanjutkan hidup. Kalian tidak sendiri, nanti akan disiapkan berbagai bantuan agar dapat membantu meringankan beban keluarga," ucap Khofifah lirih kepada Sumarno (25) yang kehilangan kedua orang tuanya dalam musibah longsor dan kini harus menghidupi 5 adiknya.

Baca Juga: Salurkan Bansos di Madiun, Mensos Terharu Melihat Reaksi Ibu-ibu

Mensos mengatakan Kementerian Sosial telah menerjunkan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk melakukan assesment sekaligus intervensi guna pengurangan reaksi emosional kepada korban yang berada di pengungsian. Bersama tim LDP dari Provinsi Jawa Timur dan unsur lainnya, tim LDP melakukan pengorganisasian korban terdampak sekaligus psikoedukasi bagi keluarga korban. Tujuannya untuk mengembalikan situasi normal dan rutinitas.

"Dari hasil assesment, korban terdampak longsor mengalami kesedihan yang mendalam dan merasakan trauma serta kecemasan akan kehidupan selanjutnya, terlebih ada anggota keluarga yang meninggal karena bencana yang terjadi. Untuk itu mereka memerlukan layanan psikososial secara berkelanjutan yakni trauma healing, counseling, spirit of life, life review therapy dan play therapy," papar Mensos.

Dalam jangka panjang, lanjutnya, diperlukan penanganan pascatrauma atau Post Trauma Stres Disorder (PTSD). Sehingga tim LDP akan terus berada di lokasi pengungsian dan hunian sementara (huntara) hingga dirasa cukup dalam memberikan penguatan kepada warga.

Penanganan Kebencanaan

Dalam kesempatan tersebut Mensos juga memuji langkah taktis dan gerak cepat Pemkab Ponorogo dalam penanganan bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo yang terjadi Sabtu (1/4/2017) yang menewaskan 28 orang penduduk setempat dan 258 jiwa mengungsi.

"Gerak cepat Pemkab Ponorogo ini dapat dijadikan role model bagi pemda lainnya dalam penanganan kebencanaan. Proses evakuasi dan pencarian korban dilakukan terus menerus, sementara di saat yang sama juga dilakukan relokasi warga ke tempat yang aman, pembukaan satu rekening donasi atas nama pemkab untuk memudahkan pemantauan dan pengawasan, memberikan santunan kepada ahli waris, menyiapkan hunian sementara, serta hunian tetap bagi para pengungsi, bersama TAGANA mengelola dapur umum lapangan dengan baik untuk pengungsi. Ini adalah upaya komprehensif yang dilakukan dengan cepat dan yang terpenting pengungsi tetangani dengan baik," terang Khofifah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI