Doa Bersama Pilkada Damai, Rumah Cicit Pendiri NU Dikepung Massa

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 18 April 2017 | 14:26 WIB
Doa Bersama Pilkada Damai, Rumah Cicit Pendiri NU Dikepung Massa
ILUSTRASI - Seorang Banser melintas di samping lukisan KH Hasyim Asy'ari di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Minggu (21/12). [Antara/M Risyal Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Segerombolan orang diduga relawan Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) sempat mengepung kediaman pribadi Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, Ibu Hisbiyah, J Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2017) malam.

 Pengepungan tersebut terjadi saat sang empu rumah menggelar acara doa bersama agar putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, Rabu (19/4) besok, berlangsung lancar dan aman.

 Ita Rachmawati, putri Hisbiyah, mengatakan gerombolan massa menuding acara doa itu merupakan kedok aksi membagi-bagikan paket sembako dan mengarahkan warga untuk mencoblos salah satu pasangan kandidat peserta pilkada.

 “Relawan ACTA mengatakan ada pengaduan warga bahwa saya membagi-bagikan sembako. Saya bertanya mana bukti dan saksinya. Kantong plastik itu berisi 2 nasi boks. Apakah itu sembako?” tutur Ita, Selasa (18/4).

Baca Juga: Kapolri Percaya Diri Bisa Tangani Potensi Masalah Pilkada DKI

 Ia mengatakan, massa ACTA juga membawa serta seorang ibu yang dianggap melaporkan dugaan aksi “politik sembako” tersebut.

 Namun, sambung Ita, ibu yang dibawa itu justru mengatakan tidak mengetahui apa pun dan baru kenal dengan para relawan ACTA.

 Bahkan, terusnya, sejumlah ibu-ibu warga setempat yang ingin mengikuti acara doa bersama itu mendapat intimidasi dari segerombolan orang berseragam kaos hitam.

 “Teman saya bernama ibu Musliha baru pulang dari pengajian di masjid, Jalan Talang dan mampir ke rumah ibu Hisbiyah. Di menceritakan, angkot yang ditumpanginya beserta 6 ibu lain diintimidasi. Ibu-ibu dimaki, mereka menggebrak angkot bahkan mengancam akan membakarnya,” terang Ita.

 Agar tidak rusuh, Ita mengakui segera mengajak relawan ACTA ke Polres Jakarta Pusat. Tapi, setelah satu jam ditunggu Ita di polres, perwakilan ACTA yang mengepung rumahnya tak juga datang.

Baca Juga: KPR Subsidi Jadi Jurus Jitu Pertumbuhan Kredit BTN

 “Saat di polres, kami kebetulan bertemu pak Edi Prasetio (Ketua DPRD DKI). Dia dan teman-teman Banser NU mengawal kami pulang. Namun, di perjalanan diprovokasi sehingga terjadi keributan,” terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI